Teknik Sipil, Maluku, Ambon, Pelauw, Hatuhaha, Maluku Tengah, Indonesia, UMI-Makassar, Teknik UMI, KABAMAFATEK, Perencanaan jalan, Civil Engineering, Rasyid, Angkotasan, Pergerakan, Perjuangan Indonesia, LMND,HMI, Makassar, Struktur Kayu, Transportasi, Masyarakat, Al-Farghani
Welcome in Rasyid Blog
Membaca Adalah cara dimana dunia ada pada genggaman anda..
Jadi Teruslah membaca..
Semoga dapat bermanfaat bagi anda..
A-CHIED ANGKOTASAN
Jadi Teruslah membaca..
Semoga dapat bermanfaat bagi anda..
A-CHIED ANGKOTASAN
Sabtu, 13 Oktober 2012
Kamis, 11 Oktober 2012
KATA-KATA ALBERT EINSTEN
Meski ia mengatakan, "Aku tidak punya bakat khusus. Aku hanyalah orang yang penasaran." namun nama "Einstein" sangat identik dengan kata "Jenius". Hampir tidak ada seorangpun yang menolak jika Einstein dikatakan sebagai prototipe manusia jenius. Berikut berbagai pemikiran dan pendapat sang maskot ilmuwan modern:
-Hakikatku adalah yang aku pikirkan, bukan apa yang aku rasakan ( ini yg ane gak setujuharunya dua duanya : de rejected)
-Selagi ada cinta tidak perlu ada lagi pertanyaan
-Aku Berpikir terus menerus berbulan-bulan dan bertahun tahun, sembilan puluh sembilan kali dan kesimpulannya salah. Untuk yang keseratus aku benar.
-Kalau mereka ingin menemuiku, aku ada disini. Kalau mereka ingin bertemu dengan pakaianku, bukalah lemariku dan tunjukkan pada mereka. (Ketika istrinya memintanya berganti untuk menemui Duta Besar Jerman)
-Kebanyakan orang mengatakan bahwa kecerdasanlah yang melahirkan seorang ilmuwan besar. Mereka salah, karakterlah yang melahirkannya.
-Tanda kecerdasan sejati bukanlah pengetahuan tapi imajinasi.
-Imajinasi lebih berharga daripada ilmu pengetahuan. Logika akan membawa Anda dari A ke B. Imajinasi akan membawa Anda kemana-mana.
-Tidak ada eksperimen yang bisa membuktikan aku benar, namun sebaliknya sebuah eksperimen saja bisa membuktikan aku salah.
-Orang-orang seperti kita, yang percaya pada fisika, mengetahui bahwa perbedaan antara masa lalu, masa kini, dan masa depan hanyalah sebuah ilusi yang terus menerus ada.
-Dunia ini adalah sebuah tempat yang berbahaya untuk didiami, bukan karena orang-orangnya jahat, tapi karena orang-orangnya tak perduli.
-Mencari kebenaran lebih bernilai dibandingkan menguasainya.
-Hidup itu seperti naik sepeda. Agar tetap seimbang, kau harus terus bergerak.
-Sudah saatnya cita-cita kesuksesan diganti dengan cita-cita pengabdian.
-Lebih mudah mengubah plutonium dari pada mengubah sifat jahat manusia.
-Tidak ada yang lebih merusak martabat pemerintah dan hukum negeri dibanding meloloskan undang-undang yang tidak bisa ditegakkan.
-Belajarlah dari masa lalu, hiduplah untuk masa depan. Yang terpenting adalah tidak berhenti bertanya.
-The most beautiful thing we can experience is the mysterious.
-Ilmu pengetahuan tanpa agama= buta, agama tanpa ilmu pengetahuan=lumpuh.
Sabtu, 06 Oktober 2012
SISTEM TRANSPORTASI INDONESIA DIBANDING DENGAN SISTEM TRANSPORTASI SUPER MODERN DI DUNIA ‘PERKERETAAPIAN INDONESIA’
BAB I
PENDAHULUAN
Transportasi
merupakan komponen utama yang sangat dibutuhkan masyarakat guna
mempermudah proses perpindahan barang atau manusia itu sendiri. Dengan
adanya transportasi proses perangkutan jauh lebih mudah dan lebih cepat.
Keberhsilan suatu pembangunan juga sangat dipengaruhi oleh transportasi
sebagai peran vital dalam bidang politik, ekonomi, sosial dan budaya
serta pertahanan keamanan. Transportasi berkembang dengan sangat pesat
seiring dengan perkembangan dan kebutuhan manusia akan proses
perangkutan. Kegiatan
pergerakan atau perpindahan barang, manusia dan informasi pada ruang
dan waktu, tidak dapat terlepas dari ilmu geografi. Kegiatan perpindahan ini menggunakan sarana dan prasarana yang selalu berubah-ubah, dalam geografi disebut sebagai network. Tempat asal dan tempat tujuan perpindahan, berubah-ubah sesuai permintaan dean penawaran (supply and demand). Pandangan ilmu geografi menyebutnya sebagai titik (nodes)
sebagai titik pusat atau titik awal. Manusia, barang dan informasi
merupakan objek dari proses perpindahan ini. Ketiga hal tersebut
merupakan wujud dari permintaan perpindahan. Begitu perpindahan terjadi,
maka hal tersebut nampak nyata sebagai fungsi dari gerakan (flows).
Untuk
mengetahui sistem transportasi dari segi organisasi keruangan, yang
perlu diketahui adalah struktur dari jaringan. Unsur jaringan yang utama
adalah keterkaitan (linkages) yaitu jaringan jalan dan titik (nodes) yaitu pusat kegiatan.
Jaringan jalan dapat berbentuk berbagai fasilitas seperti jalan raya,
jalan kereta, jalur angkutan udara, jalur perjalanan laut dan sungai,
atau dapat juga pergerakan (flows) di atas jaringan tersebut,
seperti jumlah kendaraan, jumlah penumpang, perpindahan barang dalam
satuan waktu tertentu. Sementara nodes adalah simpul-simpul yang
menghubungkan tempat asal dan tempat tujuan, seperti pusat kegaitan
ekonomi, kota, terminal penumpang, terminal komunikasi elektronik dan
sebagainya. Sistem transportasi dipengaruhi
pada tata ruang, lingkungan alam (darat, udara dan laut), sosial,
ekonomi dan politik sehingga harus dikelola dengan sebaik-baiknya untuk
kesejahteraan manusia.
Perkembangan
trasportasi di Indonesia tergolong ketegori buruk. Seiring dengan
pertumbuhan penduduk, moda dan jaringan transportasi yang dibutuhkan
juga akan semakin menigkat. Namun, apabila tidak dikelola dengan baik
maka transportasi akan menjadi permasalahan yang cukup serius. Saat ini
kita kekurangan sarana transportassi yang memadahi, seperti penyediaan
lahan untuk jalan. Jalan merupakan sarana transportasi yang sangat
penting untuk menunjang proses transportasi agar berjalan lancar. Tanpa
adanya jalan proses perangkutan akan terhambat dan akan mengurangi
keefisiensian waktu dan biaya. Namun yang terjadi di Indonesai sekarang
adalah kesemrawutan jaringan jalan dan system pengelolaan jaringan jalan
yang kurang terkendali.
Permasalahan,
fasilitas-fasilitas transportasi di Indonesia yang seperti ini masih
jauh dari cukup. Sebagai contoh, pada awal tahun 1999/2000, sekitar 13 %
jalan nasional, 29 % jalan provinsi, dan 58 % jalan kabupaten berada
dalam kondisi rusak ringan dan berat. Ini berarti dari sekitar 256.951
km total panjang jaringan jalan sekitar separuhnya berada dalam keadaan
rusak ringan dan berat. Tantangan yang dihadapi oleh Indonesia guna
mencapai tujuan di atas adalah bagaimana meningkatkan penyediaan
jaringan prasarana dan sarana transportasi yang dapat menjamin
kelancaraan arus barang dan jasa serta penyebaran aliran investasi
secara merata di seluruh daerah serta bagaimana meningkatkan keterkaitan
ekonomi antar daerah secara menguntungkan dan meningkatkan percepatan
pertumbuhan ekonomi daerah dengan pengembangan sentra kegiatan ekonomi
pendorong pertumbuhan wilayah sekitarnya.
Masalah lain yang sering terabaikan adalah sarana bagi pejalan kaki atau pedestrian way.
Di Indonesia pedestrian masih sangat kurang mendapat perhatian.
Pemerintah selalu memikkirkan para pengguna kendaraan bermotor dengan
terus memfasilitasi, padahal masalah terbesar system transportasi kita
ada pada pengguna kendaraan bermotor. Kondisi pedestrian di Indonesia
sangat tidak nyaman dan tidak aman bagi pejalan kaki. Masyarakat sering
dibuat cemas saat melewati trotoar yang berada di sepanjang jalan
kota-kota besar di Indonesia. Kondisi pedestrian yang rusak serta
kurangnya kesadaran pengguna jalan khususnya pengguna kendaraan bermotor
yang sering menerobos melalui trotoar. Masalah lain adalah kurangnya
ketegasan dari pemerintah pada konsistensi dasar pedestrian
sebagai fasilitas umum bagi pejalan kaki. Banyak trotoar yang beralih
fungsi sebagai sarana perdagangan bagi para PKL (Pedagang Kaki Lima).
Apabila pemerintah dapat memaksimalkan fasilitas umum seperti
pedestrian, maka kondisi system transportasi akan jauh lebih baik.
Dewasa
ini aktifitas kehidupan manusia semakin lama semakin kompleks dan
beragam serta arus globalisasi yang semakin pesat, maka alat atau teknik
transportasi juga semakin berkembang kea rah modernisasi dan sangat
kompleks. Pengelolaannya juga telah menghadapi masalah terkait dengan
segala aspek kehidupan manusia, mempertimbangkan segala kepentingan
manusia yang berbeda serta tekait denga faktor lainnya. Dibutuhkan
pengelolaan sistem transportsi yang memadahi, baik dari aktivitas,
system jaringan maupun system pergerakannya. Dimana ketiga sistem
tersebut saling berkaitan dan saling terintregrasi satu sama lain.
System aktivitas dan system jaringan akan membentuk pola system
pergerakan. Perubahan
sistem kegiatan akan mempengaruhi sistem jaringan dalam bentuk
perubahan tingkat pelayanan pada sistem pergerakan dan perubahan sistem
jaringan akan mempengaruhi sistem kegiatan dalam bentuk perubahan
mobilitas dan aksesibilitas pergerakan. System aktivitas pada kegiatan
transportasi dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu pertambahan umlah
penduduk karena adanya arus urbanisasi sehingga menyebabkan perkembangan
dan perubahan pola guna lahan. Transportasi selain sebagai pendukung
aktifitas sosial, ekonomi, politik dan budaya, transportasi juga
menimbulkan dampak lingkunagn masyarakat seperti pencemaran udara,
pemborosan energi, kebisingan, konsumsi lahan dan masalah keamanan.
Di
Indonesia sekitar 80% pengguna jalan adalah para pengendara kendaraan
bermotor khususnya kendaraan pribadi, sedangkan sisanya adalah pejalan
kaki. Banyak masyarakat yang beralih dari pejalan kaki menjadi pengguna
kendaraan bermotor, Hal ini disebabkan karena kondisi sarana dan
prasarana lalu lintas yang kurang memadahi. Apabila dikaji lebih dalam,
penggunaan kendaraan bermotor akan jauh lebih tidak efisien daripada
pejalan kaki ataupun pengguna kendaraan umum. Konsumsi bahan bakar yang
paling tinggi adalah pada sector transportasi (darat, laut dan udara).
Pemakaian kendaraan umum mampu menghemat energi lebih dari 50%,
kapasitas pemakaian energi bahan bakar yang digunakan oleh sebuah
kendaraan pribadi dan angkutan umum adalah sama. Namun, jika dilihat
dari segi efektifitas pemakain, kendaraan umum jauh lebih efektif karena
dengan jumah bahan bakar yang sama mapu mengangkut penumpang lebih
banyak dari kendaraan pribadi. Di negara maju seperti Jepang dan Eropa,
masyarakat sangat difasilitasi dalam bidang tansportasi khususnya
transportasi public. Oleh karena itu banyak masyarakat di Jepang maupun
Eropa yang lebih senang menggunakan kendaraan umum maupun berjalan kaki.
Selain rasa nyaman dan aman, mereka dapat menghemat biaya lebih rendah
daripada harus membeli kendaraan pribadi. Dari hal sederhana seperti ini
pemerintah mampu mengurangi angka kemacetan dan kecelakaan yang umum
terjadi di kota besar, selain itu system transportasi juga akan mudah
diatur dan tidak semrawut karena pengguna jalan umumnya lebih mudah
terkontrol karena memilih fasilitas umum yang disediakan pemerintah
daripada harus menggunakan kendaraan pribadi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Transportasi
Transportasi
merupakan sebuah pengetahuan yang telah dikembangkan oleh manusia sejak
mereka mengenal hidup menetap. Transportasi pada hakekatnya merupakan
kegiatan pergerakan atau perpindahan barang dan manusia pada ruang dan
suatu waktu melalui moda tertentu. Paul Mees (1995) berpendapat:
a. Kebijakan transportasi bukan sekadar masalah pemindahan barang dan manusia.
b.Transportasi sangat berpengaruh dalam pembentukan kota.
c. Transportasi juga berperan sebagai akses bagi semua penduduk karena masih banyak orang tidak memiliki kendaraan pribadi.
Pengembangan
transportasi harus berdasarkan perencanaan jangka panjang yang
komprehensif dan berwawasan lingkungan. Disinilah dibutuhkan peran serta
geografi dalam menganalisis secara komprehensif dan pendekatan secara
sistematik. Perencanaan transportasi sebaiknya didasarkan pada analisis
dengan didasarkan pemodelan transportasi. Pertama-tama, yang diperlukan
adalah pengumpulan data yang akurat dan reliable. Salah satu kelemahan
dari perencanaan transportasi di Indonesia adalah dalam hal pengumpulan
data sebagai dasar analisis (Munawar, 1999). Dari data yang terkumpul
tersebut, kemudian dirancang suatu model transportasi. Model
didefinisikan sesuatu yang dapat menggambarkan keadaan yang ada di
lapangan (Munawar, 2005).
2.2 Terminologi Perangkutan
Transportasi
adalah sistem perangkutan barang atau manusia yang di dalamnya terdapat
jarak, waktu dan tujuan yang dapat digunakan di darat, laut maupun
udara. Dengan adanya transportassi segala aktifitass kita jauh lebih
efektif dan efisien. Pada awalnya transportasi hanya bermula dari
penemuan roda dan perahu sungai (sekitar abad 3500 SM). Penemuan ini
disebabkan karena wilayahnya yang didominasi oleh daerah perairan
sehingga moda transportasi khusus yang digunakan adalah perahu. Kemudian
seiring dengan berjalannya waktu massyarakat mulai menggunakan kuda
sebagi alat bantu transportasi mereka,sekitar abad 2000 SM. Pada awal
penemuan roda masyarakat mulai membuat gerobak sebagai moda transportasi
untuk mempermudak pengangkutan barang. Tahun 770 telah ditemuknnya
sepatu kuda oleh masyarakat, hal ini menjadi penemuan yang sangat
penting bagi masyarakat yang menggunakan kuda sebagai moda transportasi.
Dengan adanya sepatu kuda, kuda menjadi lebih kuat dan kaki kuda tidak
mudah lecet. Moda transportasi terus berkembang hingga pada akhirnya
tahun 1662 ditemukannya sistem bis pertama oleh Blaise Pascal yang
ditarik oleh kuda. Kemajuan sistem trasportasi juga tidak lepas dari
pengaruh berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi.
Transpotasi bersifat ‘CLIOS’, yaitu complex, large scale, interconnected, open dan social technical.selain
itu terdapat banyak isu dalam transportasi. Pertama mengenai kemacetan,
kemacetan adalah penumpukan pda lokasi dan waktu yang sama dimana demand lebih besar daripada supply.
Kemacetan di Indonesia sudah sering terjadi hal ini disebabkan Karena
kurangnya kesadaran masyarakat sebagai pengguna lalu lintas dalam
mematuhi peraturan yang telah dibuat oleh dinas perangkutan. Isu kedua
adalah kecelakaan, kecelakaan adalah keadaan dimana antar moda terjadi
singgungan dengan moda lain. Badan kesehatan dunia WHO mencatat, hingga
saat ini lebih dari 1,2 juta nyawa hilang di jalan raya dalam setahun,
dan sebanyak 50 juta orang lainnya menderita luka berat. Dari seluruh
kasus kecelakaan yang ada, 90 persen di antaranya terjadi di
negara-negara berkembang seperti Indonesia. Selain kecelakaan dan
kemacetan, keamanan, kenyamanan, polusi, energi , biaya dan frekuensi
pada transportasi juga menjadi isu penting dalam bidang transportasi.
Isu-isu yang terjadi banyak disebabkan karena pola kehidupan masyarakat
yang mulai berkembang karena kemajuan IPTEK. Sealain itu isu lain yang
terdapat dalam bidang transportasi adalah isu sistem kelembagaan. Sistem
kelembagaan akan mempengaruhi kinerja dan perkembangan sistem
transportasi. Salah satu hal yang sangat dasar adalah SDM. Tingkat SDM
akan sangat mempengaruhi perkembangan sistem transportasi duatu wilayah.
Oleh karena itu, hal yang perlu diperbaiki dalam peningkatan mutu dan
kualitas transportasi adalah SDM dan pihak-pihak yang berwenang dalam
transportasi umum maupun transportasi public.
2.3. Fungsi Perangkutan
Fungsi
perangkutan berhubungan dengan system jaringan transportasi. Struktur
tatanan transportasi terdiri dari transportasi jalan, penyeberangan,
sungai, kereta api, transportasi pipa, transportasi laut dan
transportasi udara. Sistem transportasi terbagi menjadi empat bagian
wilayah yaitu kota, regional, nasional dan internasional yang
masing-masing didalamnya terdapat sistem lingkungan sebagai faktor
eksternal dan juga faktor internal yang mencakup bidang ekonomi,
politik, sosial, budaya, fisik dan teknologi yang semuanya terintegrasi
dengan sistem kelembagaan yang didalamnya terdapat sistem kegiatan,
sistem jaringan dan sistem pergerakan. Perubahan
sistem kegiatan akan mempengaruhi sistem jaringan dalam bentuk
perubahan tingkat pelayanan pada sistem pergerakan. Perubahan sistem
jaringan akan mempengaruhi sistem kegiatan dalam bentuk
perubahan mobilitas dan aksesibilitas pergerakan. Terdapat empat ciri
dasar transportasi, yaitu:
1. Multimoda
Transportasi selalu melibatkan lebih dari satumoda transportasi. Contohnya Sistranas (Sistem Transportasi Nasional)
2. Multidisiplin
Transportasi memiliki banyak kajian dari berbagai bidang
ilmu seperti ciri pergerakan, pengguna jasa, sistem prasarana dan sarana
transportasi. Selain itu, rekayasa ekonomi, geografi, penelitian
operasional, sosial politik, informatika dan psikologi.
3. Multisektoral
Dalam transportasi melibatkan banyak lembaga dan pihak yang
terlibat, contohnya DLLAJ, BPN, Dinasd Tata Kota, Kepolisian, Operator
angkutan Umum, Dispenda, dll
4. Multimasalah
Transpotasi dapat menimbulkan permasalahan yang sangat
komplek seperti permasalahan aspek pengguna jasa, rekayasa, operasional,
ekonomi, dll. Pergerakan yang terjadi dalam transportasi sebabkan oleh
berbagai faktor yaitu pertama, adanya aktivitas ekonomi dalam hal
mencari dan pemenuhan barang dan jasa. Kedua,adanya aktivitas sosial
juga menyebabkan timbulnya pergerakan. Selain itu aktivitas pendidikan,
rekreasi dan hiburan, serta kebudayaan. Moda pergerakan yang digunakan
sangat bervariasi sesuai dengan kebutuhan pengguna.
Terdapat berbagai jenis pergerakan, antara lain pergerakan
spasial, pola pergerakan orang, pola pergerakan barang, . Pola
pergerakan spasial adalah pola pegerakan teratur ke segala arah.
Kemudian terdapat pola pergerakan orang, pola spasial yang paling
berperan dalam pergerakan orang adalah industry, perkantoran,
permukiman, pertokoan dan perkantoran. Pola pergerakan barang
dipengaruhi oleh aktivitas produksi dan konsumsi tergantung dari pola
tata guna lahan dan pola rantai distribusi yang menghubungkan pusat
produksi ke daeeah konsumsi.
Permasalahan dasar transportasi adalah kebutuhan pergerakan
yang lebih besar dari prasarana transportasi yang tersedia. Menurut
Wells (1970) ada beberapa cara dalam mengatasi permasalahan
transportasi, yaitu:
1. Membangun sistem prasarana transportasi dengan dimensi yang sama atau lebih besar dari kebutuhan transportasi
2. Mengurangi tuntutan akan pergerakan dengan mengurangi jumlah kendaraan secara optimum
3.
Kombinasi antara pemecahan 1 dan 2 yaitu dengan menggunakan prasarana
eksisting secara optimum, membangun prasarana tambahan, melakukan
pengawasan dan pengendalian dalam meningkakan kebutuhan akan pergerakan.
Konsep
pemecahan yang diungkapkan oleh Wells dapat diterapkan dengan cara
terus memperbaiki sarana dan prasarana umum, dengan begitu pengguna
jalan akan merasa nyaman dan akan lebih memilih berjalan kaki atau
menggunakan fasilitas kendaraan umum, dengan demikian jumlah kendaraan
dapat diminimalisasikan dengan optimal.
2.4 Manfaat Perangkutan
Peran utama transportasi yaitu sebagai pengarah pembangunan
dan sebagai prasarana bagi pergerakan manusia maupun barang. Perubahan
perkembangan transportasi sangat erat kaitannya dengan pertumbuhan
ekonomi. Transportasi merupakan salah satu faktor ekonomi dari produksi
barang dan jasa. Permintaan terhadap sebuah barang atau jasa dari suatu
sector berasal dari sector lainnya, misalkan ada konsumen yang membeli
barang sehingga menimbulkan permintaan terhadap beberapa aktivitas
seperti manufaktur, ekstraksi sumber daya dan transportasi. Dengan
demikian transportasi merupakan faktor vital dari suatu perekonomian,
tanpa adanya transportasi mekanisme perekonomian tidak akan berjalan
dengan baik. Hubungan antara transportasi dengan kehidupan sosial juga
terikat erat. Hubungan transportasi dan sosial antara lain adalah access to healthcare yaitu adanya pengurangan angka kematian karena kecelakaan dan kecepatan pencapaian fasilits kesehatan yang semakin meningkat; access to welfare yaitu pencapaian terhadap pusat-pusat kegiatan meningkat; access to cultural events yaitu mudik pada saat hari raya dan juga shape social interaction.
2.5 Elemen Dasar Transportasi
Terdapat empat elemen dasar transportasi yaitu jaringan,
moda transportasi, jalur dan manajemen serta sumber daya manusia.
Keempat elemen ini saling berkaitan dan mendukung pergerakan
transportasi suatu wilayah. Moda transportasi bermacam-macam tergantung
peruntukan dan kebutuhan pengguna transportasi. Berbagai jenis moda
transportasi antara lain automobiles, bycicles, buses, trucks, rails, light trail, ship, barges, airplane, pipelines dan pedestrian.
Pipeline adalah jalur transportasi berbentuk pipa yang biasa digunakan
untuk mengangkut minyak. Terdapat sepuluh isu keberlanjutan dalam
transportasi yaitu aksesibilitas, sumber daya, keputusan pemerintah,
perdagangan internasional, tenaga kerja dalam transportasi, ketersediaan
minyak, faktor lingkungan, perilaku pengemudi, keamanan, hambatan dan
rintangan. Kesepuluh isu tersebut akan mempengaruhi keberlanjutan dan
pergerakan sistem transportasi. Isu ketersediaan minyak sangat besar
pengaruhnya terdapat perkembangan transportasi, minyak adalah sumber
energi yang sangat bermanfaat bagi kelangsungan moda pergerakan
transportassi. Namun seiring dengan pertambahan jumlah kendaraan dan
kebutuhan masyarakat akan transportsi, minyak menjadi sesuatu yang
sangat kontroversi. Kelangkaan sumber daya minyak bumi menyebabkan
adanya sistem politik yang mengatur dan memonopoli ketersediaan minyak
bumi. Hal ini akan semakin memperburuk sistematika pergerakan, karena
hanya pihak-pihak tertentu saja yang dapat mengkonsumsi minyak sesuai
dengan yang mereka butuhkan.
2.6 Permasalahan Transportasi perkotaan
Untuk daerah perkotaan, masalah transportasi yang terjadi
adalah bagaimana memenuhi permintaan jumlah perjalanan yang semakin
meningkat karena pertumbuhan penduduk yang terus bertamabh, tanpa
menimbulkan kemacetan arus lalulintas di jalan raya. Masalahnya tidak
hanya pada kemacetan lalulintas, tetapi juga pada perencanaan sistem
transportasi yang ada di Indonesia. Dalam hal ini pemerintah maupun
masyarakat memerlukan suatu penanganan yang menyeluruh dan merata dengan
memperhatikan berbagai aspek. Kalau dilihat dari perkembangan
transportasi perkotaan yang ada, kendaraan pribadi (mobil dan sepeda
motor) tetap merupakan moda transportasi yang dominan, baik untuk
daerah urban maupun sub urban. Populasi pergerakan kendaraan pribadi
yang begitu besar di daerah perkotaan ditambah dengan pola angkutan umum
yang masih tradisional, menimbulkan biaya sosial yang sangat besar
akibat waktu tempuh yang terbuang percuma, pemborosan bahan bakar
minyak, depresi kendaraan yang terlalu cepat, kecelakaan
lalulintas, timbulnya stress, meningkatnya polusi udara, dan
kebisingan. Hal ini sejalan dengan pembangunan ekonomi dan makin
bertumbuhnya jumlah masyarakat golongan menengah dan menengah atas di
daerah perkotaan, jauh sebelum krisis terjadi. Kenyamanan, keamanan,
privacy, fleksibilitas pergerakan dan prestise merupakan faktor-faktor
utama yang menyebabkan kendaraan pribadi tetap memiliki keunggulan
sebagai moda transportasi, khususnya di daerah urban. Selain itu pola
konsumsi dan aktifitas masyarakat juga mempengaruhi peningkatan jumlah
kendaraan pribadi. Mereka lebih merasa nyaman dengan kendaraan pribadi
mereka tanpa harus berdesak-desakan dan mengeluarkan usaha yang tidak
sedikit untuk menggunakan kendaraan umum.
Selain itu, ketertiban transportasi di Indonesia masih
sangat rendah. Tingkat kecelakaan, kematian akibat kecelakaan dan
pelanggaran lalulintas yang tinggi, bahkan menduduki peringkat atas di
dunia menunjukkan kurang sadarnya sebagian besar lapisan masyarakat
terhadap ketertiban lalulintas. Kurangnya rasa ssaling memiliki juga
menjadi dasar timbulnya kecelakaan lalulintas jalan raya. Semakin
meningkatnya jumlah kendaraan juga menyebabkan masalah lain seperti
parking on street dan penambahan lahan untuk parkir. Adanya parking on
street yang banyak terjadi di kota-kota besar disebabkan karena
kurangnya lahan parkir yang disediakan bagi pengguna kendaraan.
Kebanyakan pihak perdagangan dan industry kurang memperhatikan
penyediaan lahan untuk parkir sehingga timbul parkir liar yang dikelola
juga oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Selain itu jumlah lahan
yang terdapat di kota besar juga semakin berkurang karena diperuntukkan
sebagi lahan parkir. Padahal jika dipikir lebih dalam lagi, lahan yang
seharusnya bisa digunakan sebagai sarana yang lebih bermanfaat malah
dijadikan sebagai lahan parkir yang peruntukkannya kurang maksimal.
2.7 Sistem Perkeretaapian
Kereta api merupakan salah satu angkutan umum yang banyak
dimanfaatkan oleh masyarakat yang memerlukan ketepatan dan kecepatan
waktu. Berdasarkan Undang-Undang no. 13 Tahun 1992 perkeretaapian adalah
segala sesuatu yang berkaitan dengan sarana, prasarana dan fasilitas
penunjang kereta api untuk penyelenggaraan angkutan kereta api yang
disusun dalam suatu sistem. Sedangkan kereta api adalah kendaraan dengan
tenaga gerak, baik berjalan sendiri maupun dirangkaikan dengan
kendaraan lainnya, yang akan ataupun sedang bergerak di jalan rel. Asas
dan tujuan perkeretaapian adalah untuk memperlancar perpindahan orang
dan/atau barang secara masal guna menunjang pemerataan, pertumbuhan dan
stabilitas serta sebagai pendorong dan penggerak pembangunan nasional.
Sebelum adanya Standart Pelayanan Minimal (SPM) mengenai
pelayanan bidang transportasi kereta api di Indonesia, pemerintah maupun
pengguna tidak dapat mengontrol dan menuntut apabila terjadi kelalaian
dalam operasional kereta api. Berdasaekan Peraturan Pemerintah Nomor 69
Tahun 1998 tentang sarana dan prasarana kereta api, disebutkan bahwa
penyelenggaraan angkutan kereta api agar diperoleh pelayanan jasa
transportasi dengan tingkat keselamatan, keamanan, ketepatan, kelancaran
dan kenyamanan yang tinggi, maka sarana dan prasarana kereta api yang
dioperasikanharus mempunyai keandalan dan memenuhi persyaratan
keselamatan. Prasarana kereta api adalah jalur dan stasiun kereta api,
termasuk fasilitas yang diperlukan agar saranana kereta api dapat
dioperasikan. Sementara sarana kereta api adalah segala sesuatu yang
dapat bergerak di atas rel.
Fasilitas pelayanan minimal yang harus disediakan pada pelayanan kereta penumpang adalah:
1. Jendela/pintu
2. Tempat duduk yang bersandaran
3. Toilet (kecuali untuk kereta api jarak dekat)
4. Lampu penerangan
5. Kipas angin
6. Air sesuai kebutuhan minimal per orang (kecuali untuk kereta api jarak dekat)
7. Fasilitas pmadam kebakaran
8. Rak bagasi
Dalam menunjang fungsi-fungsi stasiun sebuah stasiun harus
dilengkapi oleh berbagai berbagai fasilitas yang mendukung fungsi
tersebut. Fasilitas-fasiitas yang dibutuhkan tersebut adalah sebagai
berikut:
a)
Untuk mendukung fungsi naik turunnya penumpang dibutuhkan
fasilitas-fasilitas keselamatan, keamanan; kenyamanan, naik turun
penumpang penyandang cacat, kesehatan dan fasilitas umum.
b)
Untuk keperluan bongkar muat barang, stasiun dilengkapi dengan
fasilitas: keselamatan, keamanan, bongkar muat barang, dan fasilitas
umum. Selanjutnya dalam rangka mendukung kepentingan bongkar muat barang
di luar stasiun dapat dibangun jalan rel yang menghubungkan antara
stasiun dan tempat bongkar muat barang,
c)
Dalam rangka mendukung keperluan pengoperasian kereta api sebagaimana
harus dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan kepentingan
pengoperasian kereta api.
Informasi kepada penumpang adalah aspek yang
sangat pentinng yang harus senantiasa tersedia secara memadai baik
sebelum naik kereta, di atas kereta, maupun setelah turun kereta. Oleh
karena itu pemerintah perlu memperhatikan segala aspek yang menyangkut
moda transportasi umum khususnya kereta api sebagai moda transportasi
paling efektif dan efisien.
BAB III
PEMBAHASAN
Kereta
apai adalah salah satu sistem transportasi yang sangat efektif dan
efisien. Menghemat waktu dengan sistem pergerakan yang bebas hambatan
karena memiliki jalur pergerakannya sendiri sehingga tidak mempengaruhi
aktifitas lalu lintas yang lainnya. Oleh karena itu tidak mengherankan
jika di negara-negara maju sistem transportasi banyak dialihkan dengan
menggunakan kereta api.
Intelligent
Transportation System (ITS) adalah sistem transportasi yang
memanfaatkan teknologi sinergis dan konsep rekayasa sistem untuk
mengembangkan dan meningkatkan sistem transportasi dari segala jenis.
Lalu lintas adalah masalah yang berkembang hampir di seluruh kota di
dunia. Pengendara Amerika rata-rata menghabiskan 36 jam dalam penundaan
lalu lintas setiap tahun. Biaya kemacetan lalu lintas di Amerika Serikat
mencapai $ 78.000.000.000, biaya ini mewakili 4.5 milyar jam waktu
perjalanan dan 6.8 milyar gallon bahan bakar terbuang percuma di lalu
lintas (Sumber: Pusat Pengembangan Transportasi Kanada)
The
European Telecommunications Standards Institute (ETSI) adalah lembaga
non-profit, standarisasi organisasi dalam telekomunikasi industri
(peralatan pembuat dan operator jaringan) di Eropa, dengan proyeksi di
seluruh dunia. ETSI telah berhasil
di standardisasi seperti Low Power Radio, Short Range Device, GSM sistem
telepon sel dan TETRA radio sistem mobile profesional.Misi dari ETSI
(European Telecommunication Standart Institute) adalah penciptaan dan
pemeliharaanstandart dan spesifikasi untuk penggunaan teknologi,
informasi dan komunikasi dalam sistem transportasi masa depan.
ITS
mengarah pada solusi transportasi indvidu melawan transportasi public
dan kecil. Solusi lokal menggunakan media solusi dan masyarakat berbasis
teknologi sebagai lawan besar infrastruktur pemerintah. Transportasi
umum, telecommunicating dan carpooling alternative dapat membantu
mengurangi kemacetan dan tentunya akan memainkan peran penting dalam
solusi transportasi masa depan. Sistem transportasi harus disesuaikan
untuk memecahkan lingkungan regional maupun atau bahkan lokal. Ide mobil
listrik sangat cocok digunakan di kota-kota kecil seperti Corvallis,
Willamette, Valley City dan yang lainnya.
3.1 Sejarah Perkeretaapian Dunia
Sebelum
tahun 1800 alat angkut yang dipergunakan antara lain adalah tenaga
manusia, hewan dan sumber tenaga dari alam seperti angin. Pada masa itu
barang-barang yang dapat diangkut rata-rata dalam jumlah yang kecil dan
waktu yang ditempuh relatif lama. Namun setelah antara tahun 1800 hingga
tahun 1860 transportasi telah mulai berkembang dengan baik karena telah
mulai dimanfaatkannya sumber tenaga mekanik seperti kapal uap dan
kereta api, yang dimana mulai banyak dipergunakan dalam dunia
perdagangan dan dunai tranportasi. Dan kurang lebih pada tahun kisaran
antara tahun 1860 sampai dengan tahun 1920 mulai diketemukannya alat
tranportasi lainnya seperti misalnya kendaraan bermotor dan pesawat
terbang meskipun dengan banyak keterbatasan dari teknologi yang ada pada
saat itu, namun pada masa itu pula angkutan kereta api dan jalan raya
memegang peranan penting dalam pengangkutan secara masal antar daerah
pada suatu wilayah.
Di
Eropa sistem transportasi kereta api udah berkembang sangat pesat sejak
tahun 1700’an sehingga tidaklah heran jika sistem transportasi dengan
menggunakan kereta sudah sangat popular. Sejarah perkeretaapian sama
seperti sejarah transportasi pada umumnya yaitu dengan ditemukannya roda
untuk pertama kalinya. Berdasarkan catatan Wikipedia, setelah James
Watt menemukan mesin uap tahun 1769, Nicolas Cugnot pada saat yang sama
membuat kendaraan beroda tiga berbahan bakar uap. Orang-orang menyebut
kendaraan itu sebagai kuda besi. Kemudian tahun 1804, Richard Trevithick
membuat mesin lokomotif yang dirangkaikan dengan kereta dan
memanfaatkannya pada pertunjukan di depan masyarakat umum. George
Stephenson menyempurnakan lokomotif yang memenangi perlombaan balap
lokomotif dan digunakan di jalur Liverpool-Manchester, Inggris.
Lokomotif uap yang digunakan berkonstruksi belalang. Kemudian
ditemukannya listrik oleh Faraday, hingga kemajuan teknologi berkembang
dengan cepat.
3.2 Perekembangan Kereta Api Eropa dan Asia
Terdapat
berbagai jenis kereta api berdasarkan jalur rel kereta apinya. Misalnya
kereta api monorel (kereta api rel tunggal) adalah kereta api yang
jalurnya tidak seperti jalur kereta yang biasa dijumpai. Rel kereta ini
hanya terdiri dari satu batang besi. Letak kereta api didesain
menggantung pada rel atau di atas rel. Karena efisien, biasanya
digunakan sebagai alat transportasi kota khususnya di kota-kota
metropolitan dunia dan dirancang mirip seperti jalan layang. Kemudian
kereta api permukaan (surface) yakni kereta api yang berjalan di atas
tanah. Umumnya kereta api yang sering dijumpai adalah kereta api jenis
ini. Biaya pembangunannya untuk kereta permukaan adalah yang termurah
dibandingkan yang di bawah tanah atau yang layang. Di Indonesia, kereta
api ini yang paling banyak atau sering ditemukan. Kereta api layang
berjalan di atas dengan bantuan tiang-tiang, hal ini untuk menghindari
persilangan sebidang, agar tidak memerlukan pintu perlintasan kereta
api. Biaya yang dikeluarkan sekitar 3 (tiga) kali dari kereta permukaan.
Kereta api bawah tanah adalah kereta api yang berjalan di bawah
permukaan tanah (subway). Kereta jenis ini dibangun dengan membangun
terowongan-terowongan di bawah tanah sebagai jalur kereta api. Umumnya
digunakan pada kota kota besar seperti New York, Tokyo, Paris, Seoul dan
Moskwa. Selain itu digunakan dalam skala lebih kecil pada daerah
pertambangan.
George
Stephenson adalah orang pertama yang membuat kereta api. George membuat
lokomotif kereta uap pada tahun 1814, lokomotif yang dinamai Butcher
itu, mampu menarik delapan gerbong kereta, yang berisi 30 ton batu bara,
dengan kecepatan 6,4 km/jam. Setelah penemuan
kereta api pertama tersebut sistem perkeretaapian semakin berkembang.
Teknologi dan informasi mampu mengembangkan kereta api canggih dan
sangat modern.
3.3 Perkembangan Sistem Perkeretaapian di Indonesia
Di
Indonesia kereta api pertama dikenalkan pada saat jaman penjajahan
Belanda pada tahun 1900’an. Lahirnya kereta api di Indonesia yaitu
dengan dibangunnya jalan rel sepanjang 26 km pada lintas
Kemijen-Tanggung yang dibangun oleh NV. Nederlandsch Indische Spoorweg
Maatschappij (NIS). Pembangunan jalan rel tersebut dimulai dengan
penyangkulan pertama pembangunan badan jalan rel oleh Gubernur Jenderal
Belanda Mr. L.A.J. Baron Sloet Van De Beele pada hari Jum’at tanggal 17
Juni 1864. Jalur kereta api lintas Kemijen-Tanggung mulai dibuka untuk
umum pada hari Sabtu, 10 Agustus 1867. Sedangkan landasan de-jure
pembangunan jalan rel di jawa ialah disetujuinya undang-undang
pembangunan jalan rel oleh pemerintah Hindia Belanda tanggal 6 April
1875. Namun sejarah jalan rel di Indonesia mencatat adanya masa yang
memprihatinkan yaitu pada masa pendudukan Jepang. Beberapa jalan rel di
pulau Sumatera dan pulau Sulawesi serta sebagian lintas cabang di pulau
Jawa dibongkar untuk diangkut dan dipasang di Burma (Myanmar). Bahkan
pemindahan jalan rel ini juga disertai dengan dialihkannya sejumlah
tenaga kereta api Indonesia ke Myanmar. Akibat tindakan Jepang tersebut
ialah berkurangnya jaringan jalan rel di Indonesia. Data tahun 1999
memberikan informasi bahwa panjang jalan rel di Indonesia ialah 4615,918
km, terdiri atas Lintas Raya 4292,322 km dan Lintas Cabang 323,596.
Mungkin
saat ini kita bertanya-tanya mengapa sistem perkeretaapian di Indonesia
sulit sekali berkembang. Di Eropa sitem pengembangan transportasi
kereta api bawah tanah atau subway memberikan alternatif
tranportasi yang nyaman untuk mencapai tujuan diseluruh kota dan untuk
menghindari kemacetan yang ada di jalan raya. Pada umumnya Kereta Api
bawah Tanah merupakan transportasi yang paling efektif dan termurah.
Tidak ada transportasi lain yang mampu menyaingi kemampuan Kereta Api
bawah Tanah dalam mengangkut jumlah penumpang dan juga menandingi
kecepatannya.
3.3.1 Sistem Kereta Api Subway New York
Stasiun
Kereta Api bawah Tanah kota New York sistem adalah salah satu sistem
tranportasi yang paling lengkap di seluruh dunia. Berkembang menjadi 28
stasiun Subway ketika didirikan pada bulan Oktober 1904 dan sekarang
sudah menjadi 462 stasiun. Kereta api bawah tanah ini dapat mengangkut
lebih kurang 5 juta penumpang setiap harinya. Kereta Api bawah Tanah di
New York bekerja selama 24 jam. Sehingga pelayanannya jauh lebih
maksimal.
3.3.2 Sistem Kereta Api Perancis
Di
Perancis kereta adalah transportasi public yang sangat baik. Sistem
pelayanannya dikelola dengan sangat terpadu. Paris adalah salah satu
yang paling efisien, paling terpadu dan sistem transportasi termurah.
Layanan transportasi umumnya meliputi sistem kereta api ekspress RER,
sebuah jaringan rel pinggir kota yang luas dan dilengkapi dengan layanan
bis komprehensif. Berbagai tawaran menarik diberikan oleh pemerintah
agar tetap nyaman menggunakan transportasi public. Perusahaan
perkeretaapian di Prancis juga terus mengembangkan fasilitas bagi para
pengguna jasa angkutan umum tersebut. Hal ini sangat mendukung konsep 'ecological' public transport systems, yaitu membatasi peredaran kendaraan pribadi sebagai usaha penghematan sumber energi.
Selain itu di Perancis juga terdapat sistem kereta api bawah tanah. Sistem
kereta api bawah tanah Paris adalah kedua yang tertua di dunia stasiun
ini awalnya selesai pada tahun 1900 dan mengangkut sekitar 4,5 juta
orang per hari. Total panjang rel lebih dari 133,7 kilometer dan
berhenti di 380 stasiun, memiliki jangkauan besar ke seluruh penjuru
kota. Tidak ada bangunan atau lokasi yang lebih jauh dari 500 m ke
stasiun.
3.3.3 Sistem Kereta Api Jerman
Di
Jerman transportasi yang biasa digunakan adalah bus, trem
(Strassenbahn) , kereta cepat dalam kota (S-Bahn) dan kereta bawah tanah
(U-Bahn). Verkehrsverbund merupakan contoh keberhasilan transportasi
public regional di Jerman, Austria dan Swiss yaitu dengan menarik lebih
banyak pengguna angkutan umum, menstabilkan saham transportasi public.
Alasan keberhasilan Verkehrsverbund adalah dengan adanya kebijakan baru
dari pemerintah dan juga pihak pengembang yaitu dengan perluasan
jangkauan pelayanan umum, peningkatan kualitas pelayanan, tarif yang
menarik dan juga adanya promosi dengan jangkauan pemasaran yang luas.
Perbaikan layanan dan struktur tarif diperlukan guna mengoptimalkan
transportasi regional public perlu ditunjang dengan adanya subsidi dari
pemerintah.
3.3.4 Sistem Kereta Api Jepang
Lain
di Eropa lain pula di Asia. Jepang merupakan salah satu negara maju
yang ada di Asia.Moda trasnportasi yang sering digunakan berupa kereta
api. Untuk mengembangkan sistem transportasinya Jepang belajar dari
sejarah. Pemerintah mengharapkan perkembangan sistem transportasi sama
seperti Eropa dan Amerika. Mereka mulai menciptakan dan membangun
rel-rel kereta api. Rel kereta api pertama kali dibuka setela empat
tahun revolusi (1872) antara Tokyo dan Yakohama. Setelah itu dalam
jangka waktu yang singkat yaitu kira-kira lima tahun, hampir semua kota
di Jepang dihubungkan dengan rel kereta api.
Jaringan
angkutan antarkota di Jepang juga umumnya menggunakan kereta api
cepat. Dengan kecepatan 270 km per jam, kereta api itu, bernama
Shinkansen dapat menjangkau kota kedua terbesar di Jepang, Osaka (552
km) dalam tempo 2 jam 30 menit. Waktu ini dengan catatan singgah di
beberapa kota seperti Yokohama, Nagoya dan Kyoto. Kereta api yang melaju
cepat ini pun tidak menimbulkan bunyi berisik. Penumpang duduk dan
bahkan tidur sangat nyaman. Isi gerbong amat bersih dan para petugas
melayani para penumpang dengan ramah dan sangat santun. Siapapun yang
menggunakan kereta api cepat itu akan merasakan kenyamanan dan
kenikmatan tersendiri.
Shinkansen
disebut juga dengan kereta api peluru adalah jalur kereta api super
cepat yang dioperasikan oleh empat perusahaan dalam grup Japan railways.
Shinkansen merupakan sarana utama angkutan antar kota di Jepang selain
pesawat terbang. Kecepatan tertingginya bisa mencapai 300 km/jam.
Shinkansen dibuka tanggal 1 oktober 1964 dan langsung sukses dengan
melayani 100 juta penumpang kurang dari 3 tahun sejak tahun 1967.
Tingkat keamanan Shinkansen termasuk dalam kategori tingkat keamanan
yang sangat aman. Untuk menghadapi gempa bumi kereta api ini dilengkapi
denga sistem pendeteksian yang akan memberhentian kereta bila terjadi
gempa bumi. Dalam hal ketepatan waktu, JR Central melaporkan jadwal
rata-rata Shinkansen tepat dalam 0.1 menit atau 6 detik dari waktu yang
dijadwalkan. Segala fasilitas yang diberikan pemerintah Jepang cukup
membuat masyarakat menikmati dan merasa difasilitasi dengan moda
angkutan umum yang diberikan oleh pemerintah.
Jika
melihat tentang gambaran mengenai sistem transportasi dunia khusunya
mengenai sistem transportasi kereta api maka perbandingan yang sangat
mencolok akan terlihat di Indonesia. Di Indonesia sebagian besar
penduduknya menggunakan kendaraan pribadi sebagai prasarana pergerakan.
Jarang di antara mereka yang mau menggunakan kendaraan umum yang
disediakan pemerintah. Sebagian besar alasan yang disampaikan adalah
karena kurang nyaman dan amannya kendaraan umum yang disediakan
pemerintah. Tingkat keamanan transportasi umum di Indonesia sangatlah
rendah. Disamping itu kondisi fisik kendaraan juga tidak mendukung
proses pergerakan itu sendiri.
Sistem transportasi di Jepang sangat memperhatikan tingkat keamanan dan
kenyamanan bagi para penumpang. Jika melihat gambar di atas kita dapat
merasakan kenyamanan kereta api di Jepang. Kondisi kereta api di Jepang
sangat bersih, sejuk dengan adanya AC dan tempat duduk yang sangat
nyaman. Segala fasilitas disediakan dengan sangat baik. Waktu
keberangkatan kereta diatur dengan sangat jelas sehingga penumpang tidak
dikecewakan dengan pembatalan ataupun penundaan keberangkatan.
Masyarakat di Jepang pada umumnya lebih memilih moda transportasi berupa
kereta api daripada bus karena waktu dan jalurnya yang teratur dan
lebih cepat. Namun coba bandingkan dengan gambar dengan kondisi
penumpang yang berdesak-desakan, sangat terloat tidak nyaman dan aman.
Kita tidak bisa membayangkan bagaimana kondisi penumpang yang berada di
dalam gerbong kereta. Rasa ketidaknyamanan dan ketidakamanan kereta api
di Indonesia menyebabkan perkembangan kereta api Indonesia menjadi
terhambat. Kurangnya minat masyarakat menggunakan kereta api sebagai
moda transportasi umum menyebabkan tidak tumbuhnya inovasi pemerintah
dan pihak dari PT. KAI (Kereta Api Indonesia) dalam mengembangkan
jaringan kereta api di Indonesia.
Kecelakaan
kereta api yang ada di Indonesia seperti menjadi peristiwa yang lazim
terjadi. Kereta api menjadi alat transportasi yang mengerikan bagi
masyarakat dengan rentetan kecelakan yang telah terjadi saat ini.
Minimnya perhatian pemerintah terhadap infrastruktur kereta api menjadi
salah satu faktor kemunduran kereta api indonesia. Sedangkan kereta api
merupakan alat transportasi yang murah, hemat energi, dan ramah
lingkungan sehingga banyak masyarakat yang mengutamakan memakai alat
transportasi ini. Faktor terpenting dari kereta ialah lokomotif,
lokomotif kereta api indonesia dari 341 unit lokomotif yang ada pada
2008, hampir seluruhnya, sekitar 82%, sudah tua dengan umur antara 16-30
tahun. sedangkan hal tersebut sangat berbanding terbalik dengan negara
maju, seperti Jepang dan negara-negara Eropa, umur ekonomis kereta api
guna menjamin keselamatan penumpang maksimal adalah 5-10 tahun.
Sedangkan untuk faktor Human Error justru
sangat kecil kemungkinan sebagai faktor penyebab kecelakaan kereta api
saat ini, karena seperti apa yang telah dijelaskan di atas bahwa Technical Error dari
infrastruktur yang tersedia memang belum memadai. Sehingga seolah-olah
menjadi kesalahan manusia padahal infrastruktur kereta api Indonesia
yang tidak mendukung kinerja masinisnya. Pemerintah harus mengambil
langkah tegas yang tidak lagi hanya wacana karena ini menyangkut nyawa
rakyat banyak yang hendak menggunakan moda transportasi umum. Pemerintah
harus lebih tanggap dan lebih sigap terhadap mutu dan kualitas sistem
transportasi yang ada di Indonesia. Karena kualitas sistem transportasi
Indonesia sangat buruk di ruang transportasi internasional. Tingkat
perkembangan dan pertumbuhan suatu negara dapat dilihat dari sistem
transportasinya. Jika mutu dan kualitas transportasinya baik, maka
perkembangan suatu negara dapat dikatakan berhasil.
Dalam hal ini, PT Kereta Api adalah BUMN (Badan Usaha Milik
Negara) yang bertugas untuk mengelola perkeretaapian di Indonesia. PT
Kereta Api ( PT KAI) memiliki misi mewujudkan kereta api sebagai pilihan
utama jasa transportasi sesuai keinginan stakeholders dengan
meningkatkan keselamatan dan pelayanan serta penyelenggaraan yang
efisien. Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Departemen Perhubungan,
mencatat terdapat 117 kejadian kecelakaan kereta api. Pada tahun 2008,
terdapat 95 kecelakaan disebabkan karena kereta anjlok. PT KAI
seharusnya bertanggungjawab mencegah kecelakaan terjadi karena
kewajibannya memelihara keselamatan (safety maintenance). Sehingga, seluruh anggaran yangditerima PT KAI seharusnya dialokasikan pada safety maintenance dan tidak tepat jika digunakan untuk rehabilitasi sarana dan prasarana yang menjadi tugas regulator. Safetymaintenance ini pada sarana dan prasarana KA, seperti memastikan keadaan roda, fisik kereta dan prasarananya serta memeriksa kondisi rel.
Dalam
Undang-undang No.13 Tahun 1992 tentang perkeretaapian bahwa ‘sarana
kereta api yang dioperasikan wajib mempunyai keandalan dan memenuhi
persyaratan keselamatan’, untuk memenuhi persyaratan keandalan dan
keselamatan maka terhadap setiap sarana dan prasarana kereta api harus
dilakukan pemeriksaan dan pengujian. Melihat kondisi dari fakta sistem
perkeretaapian di Indonesia persyaratan tersebut hanya dianggap angin
lalu saja. Terlihat dari kondisi perkeretaapian kita yang sangat
memprihatinkan. Kereta api adalah moda paling efektif dan efisien, namun
karena kurangnya perhatian dari pemerintah maka moda transportasi ini
kurang berkembang dan kurang diminati. Jika dilihat dari kondisi
fisiknya, kereta api kita sudah tidak memenuhi stadart perkeretaapian.
Fasilitas minimal saja tidak mampu kita penuhi. Kondisi gerbong kereta
api kita hanya seperti museum tua di atas rel. Pemerintah seakan acuh
tak acuh apada sistem transportasi kita.
Langkanya
Bahan Bakar Minyak (BBM) sebagai sumber energi utama tidak mapu membuat
pemerintah serta masyarakat sadar akan peran transportasi umum.
Masyarakat tidak akan mau menggunakan angkutan umum apabila kondisinya
sangat tidak mendukung. Dari segi keamanan, sistem transportasi di
Indonesia tergolong tidak aman. Masih tumbuhnya calo atau makelar
tiket juga menjadi ancaman bagi para penumpang. Tidak ada tindak tegas
dari pemerintah terhadap ulah pihak-pihak tidak bertanggung jawab
seperti itu. Di dalam gerbong kereta juga masih banyak pedagang asongan
serta pengamen yang membuat para penumpang merasa tidak nyaman dan
nyaman. Banyak sekali aksi kejahatan seperti pencurian dalm berbagai
bentuk.
Tidak
ada tindak tegas dari pihak KAI terhadap masalah tersebut. Pada saat
musim liburan, seperti hari raya ataupun liburan lain tiba sistem
transportasi menjadi sangat tidak terkendali. Kereta api membludak,
karena pengguna ingin cepat sampai di tempat tujuan. Mereka rela
berdesak-desakan tanpa memperhatikan keselamatan dan keamanan diri
mereka sendiri. Pemerintah juga tidak membatasi jumlah penumpang,
padahal kapasitas gerbong kereta api tidak memenuhi. Selain menyebabkan
kecelakaan, jumlah penumpang yang melebihi kapasitas pengguna juga akan
merusak fasilitas yang ada dalam gerbong kereta. Kereta api kita
sebagian besar telah berumur cukup tua. Dari segi sistem kendali control
tidak akan sebagus di jamannya, jumlah penumpang yang diangkut juga
semakin banyak dari waktu ke waktu.
Jepang
lebih mampu mengendalikan masyarakat untuk beralih menggunakan angkutan
umum seperti kereta api karena pemerintah benar-benar merintis dari
bawah sistem transportasinya. Berbagai perubahan dan inovasi terus
digali untuk memperoleh penemuan yang lebih modern dan karena melihat
minat masyarakat dalam memanfaatkan transportasi umum. Jika masyarakat
telah merasa nyaman dan aman menggunakan transportasi umum maka tidak
sulit dalam usaha pengembangannya. Kebutuhan dan antusias masyarakat
dalam bidang perangkutan dapat membantu pertumbuhan dan peningkatan
kualitas transportasi suatu wilayah. Di Indonesia sistem transportasinya
kurang berkembang maksimal karena pembaharuan yang dilakukan
setengah-setengah, sehingga masyarakat merasa tidak dibutuhkan dan
difasilitasi secara maksimal. Tindakan pemerintah yang demikan membuat
masyarakat merasa tidak memiliki dann kurangnya kepedulian terhadap
keberlanjutan transportasi Indonesia. Masyarakat menjadi tidak disiplin,
kurangnya kepedulian dalam memelihara fasilitas umum yang disediakan
oleh pemerintah maupun pihak dari PT. KAI sebagai penanggung jawab
sistem kereta api di Indonesia.
Selain
itu dalam pasal 37 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1992 disebutkan bahwa
‘barang siapa yang membangun gedung, tembok, pagar dan bangunan lainnya,
menanam jenis pohon tinggi serta menempatkan barang pada jalur kereta
api, baik yang dapat mengganggu pandangan bebas maupun yang dapat
membahayakan kereta api dapat dikenakan sanksi pidana paling lama tiga
bulan atau denda setiggi-tingginya Rp 3.000.000,-‘, namun yang lebih
mengherankan implementasi yang ada di Indonesia justru malah sebaliknya,
bangunan di sempadan rel justru makin menjamur. Di antaranya malah di
fasilitasi oleh PT KAI dengan membayar uang sewa tanah yang harganya
jauh lebih murah dari harga sewa tanah pada umumnya. Mereka tidak
memperhatikan keselamatan dan kenyamanan.
Bagaimana
dengan kondisi seperti gambar di atas. Apakah undang-undang
perekeretaapian tetap dapat terus di jadikan sebagai acuan kebijakan
pemerintah. Lemahnya pengawasan dan pihak-pihak tidak bertanggung jawab
semakin membuat kondisi perkeretaapian Indonesia semakin terpuruk. Jika
hal sederhana seperti ini tetap dibiarkan, citra transportasi di mata
dunia akan terus dipandang sebelah mata. Padahal kita punya potensi yang
luar biasa jika dapat digali lebih dalam lagi.
Sistem perkeretaapian lain adalah subway,
jika dilihat di negara Eropa ataupun sebagaian dari negara di Asia,
sistem perkeretaapiannya sudah menggunakan sistem kereta api modern
yaitu sistem kereta api bawah tanah (subway). Subway dinilai efektif
karena dapat memanfaatkan potensi lahan dan mampu mengurangi aktifitas
di permukaan tanah yang sudah cukup sesak dan padat. Di Jepang sistem
trasnportasi subway berkembang sangat pesat dan modern. Tokyo memiliki
kereta bawah tanah yang dikenal dengan Tokyo subway, kini jaringan itu
merupakan sistem kereta api bawah tanah kota terluas di dunia. Selain
berputar di tengah kota. Jaringan relnya juga menghubungkan Tokyo
Metropolis dengan daerah pinggiran sekitar Tokyo dengan total panjangnya
328.8 kilometer. Menurut data dari situs Japan Visitor, tiap hari tidak
kurang dari 8.7 juta orang diangkut Tokyo Subway. Melebihi rata-rata
penumpang London Tube di Inggris, jaringan bawah tanah tertua mampu
menampung 3.4 juta orang tiap harinya. Karena sibuknya aktifitas stasiun
di Tokyo, kereta datang dalam waktu rata-rata lima menit. Sehingga
penumpang tidak terlalu lama menunggu datangnya kereta api berikutnya,
dengan demikian aktifitas kegiatan di Jepang menjadi mudah dan
terkendali. Tidak ada pengunjung yang merasa dirugikan ataupun
dikecewakan dengan pengadaan fasilitas kereta api di Jepang. Mulai dari
stasiun kereta api yang tertata rapi dengan fasilitas standart
internasional seperti adanya puast perdagangan dan jasa yang berjajar
rapi serta bersih. Tak ada satupun sampah berserakan di sepanjang
stasiun kereta api Jepang.
Subway
di Indonesia mungkin terdengar sedikit mustahil. Kepadatan aktifitas
berlalu lintas sudah sangat padat. Jalan raya yang terkadang ambles
karena tidak mampu menopang beban kendaraan yang melebihi kapasitas.
Tidak dapat dibayangkan bagaimana jika di bawah tanah terdapat aktifitas
transportasi lain sedangkan kondisi lalu lintasnya tidak mendukung.
Kondisi kereta api sendiri tidak memenuhi standart pelayanan. Kondisi
stasiun sangat kacau dan tidak terkoordinasi secara maksimal. Kita
sering dipusingkan dengan tanda informasi yang kurang jelas dari
petunjuk papan pengumuman. Petugas juga tidak dikondisikan sehingga
apabila ada hal yang membingungkan akan sulit mencari informasinya.
Harusnya kita belajar dari negara tetangga kita, Jepang. Pemerintah dan
masyarakat saling mendukung dalam pembangunan sistem transportasi,
sehingga hasilnya juga akan lebih maksimal dan tidak sia-sia.
Seperti
yang kita ketahui bahwa kereta api sebenarnya adalah moda transportasi
yang sanagt efektif dan efisien. Lebih cepat dan tidak membuang banyak
waktu karena gangguan lalu lintas jalan raya. Kereta api adalah moda
transportasi mandiri. Dibangun dengan jalur khusus tanpa mungkin adalah
kontak dengan moda transportasi lain. Kereta api dapat mengangkut lebih
dari 100 penumpang tiap gerbongnya, kereta mampu menarik lebih dari tiga
gerbong kereta. Bisa dibandingkan berapa kendaraan yang dibutuhkan
untuk mengangkut 100 penumpang dalam sekali jalan, sedangkan kapasitas
jalan tidak mungkin terus menerus ditambah. Tidak ada akan ada lagi
kemacetan dan kesemrawutan lalu lintas jika hampir semua masyarakat
menggunakan kendaraan umum khususnya kereta api sebagai transportasi
primer. Selain itu transportasi public yang disediakan oleh pemerintah
dapat mempererat hubungan sosial antar masyarakat. Dengan menggunakan
transportasi public, kita akan jauh lebih sering berinteraksi dengan
orang lain dan rasa kepedulian akan tumbuh lebih besar dari interaksi
tersebut.
Mungkin
sebagian besar orang akan berpikir, mengapa kita lebih memilih
menggunakan kendaraan pribadi yang jauh lebih tidak efektif sedangkan
ada transportasi public yang jauh lebih hemat dan efektif. Kadang kita
kurang berpikir mengenai apa itu efektif dan efisien, apa itu
berkelanjutan dan apa itu penghematan. Yang sekarang dihadapi oleh
masyarakat Indonesia adalah trend dan mode. Mereka merasa lebih percaya
diri saat menggunakan barang yang mereka miliki sendiri. Suatu contoh
mobil, mobil adalah alat transportasi yang cukup besar dengan kapasitas
angkut lebih dari dua orang, namun apa yang terjadi di Indonesia,
sebagian besar penumpang yang berda di dalamnya tidak lebih dari dua
orang, bahkan ada yang satu mobil hanya diisi oleh satu orang penggguna
saja. Pemborosan energi. Itulah yang mereka lakukan. Padahal krisis BBM
sudah mulai melanda negeri ini. Berapa banyak nominal yang kita
keluarkan untuk memperoleh BBM dalam satu minggu saja. Bayangkan jika
kita semua di sini menggunakan kendaraan umum, berapa persenkah yang
dapat kita hemat dalam pemakaian sumbet energi yang sudah mulai langka
tersebut.
Pengalihan
penggunaan kendaraan, dari kendaraan pribadi menjadi kendaraan umum
tidaklah mudah, butuh waktu dan proses. Yang harus kita tanamkan adalah
kesadaran dan kepedulian. Pemerintah juga perlu memperbaiki infrastuktur
dan segala hal yang menyangkut angkutan umum. Pemerintah juga dapat
mengalokasikan kendaraan umum menjadi angkutan kereta masal agar lebih
menghemat lahan dan dapat berfungsi secara maksimal. Kita dapat mengaca
pada keberhasilan negara tetangga kita yang sukses mengembangkan
kendaraan umum sebagai transportasi utama dalam kehidupan sehari-hari
mereka. Selain itu, pemerintah juga harus memperbaiki fasilitas
penunjang angkutan umum. Stasiun kota kita juga perlu diperbaiki. Salah
satu contohnya adalah memperbaiki segala infrastruktur di dalamnya.
Mulai dari bangunan depan hingga pengoperasian kereta api. Perlu adanya
inovasi baru dalam struktur banguan stasiun kota kita agar tidak
terlihat monoton. Kalau kita ingin tetap melestarikan banguanan sejarah,
kita dapat melakukan perawatan khusus. Selain itu, koordinasi dengan
aktifitas di luar stasiun juga perlu dilaksanakan agar tetap sinkron
antara aktifitas dalam maupun aktifitas yang berada diluar stasiun
seperti pengadaan tempat parkir dan penyediaan angkutan lain seperti
taxi ataupun bus umum. Harus ada yang mengkoordinasikan dengan baik
sarana seperti itu agar tidak semrawut dan tidak mengurangi estetika
kota tersebut. Kemudian meningkatkan keamanan bagi para pengguna
kendaraan umum. Banyak sekali aksi kejahatan yang terjadi di Indonesia,
mulai dari pencurian hingga pelecehan seksual. Di Indonesia pernah
mengadakan kereta api yang dikhususkan bagi perempuan, namun kini tidak
efektif lagi karena kurangnya pengawasan dan kesadaran sehingga
penumpang kereta tetap campur aduk antara laki-laki dan perempuan.
Kurangnya komunikasi juga dapat menyebabkan hal seperti ini. Jika
dipikir lebih dalam, maksud pemerintah membuat kereta api khusus
perempuan ini adalah agar tindak kejahatan terhadap pelecehan seksual
dapat dihindari, sebuah tujuan yang positif. Namun, kita sebagai
masyarakat, kurang memiliki kesadaran akan hal ini. Tidak mengindahkan
peraturan. Selain itu, harusnya pada pedagang liar ataupun para PKL itu
tidak dibiarkan beroperasi di dalam gerbong kereta, selain mengurangi
rasa nyaman, tingkat keamanan gerbong kereta akan terganggu. Karena
tidak jarang di antara pedagang ataupun pengamen yang berada di dalam
gerbong melakukan pencurian. Hal tersebut sangat meresahkan pengguna
angkutan umum tersebut.
Fasilitas
bagi penyandang cacat dan manula juga kurang mendapat perhatian khusus
dari pemerintah. Padahal tidak jarang para penyandang cacat yang
menggunakan kendaraan umum. Namun, karena kurangnya fasilitas bagi para
penyandang cacat dan manula mereka sering sekali merasa kesulitan dan
harus perlu tenaga ekstra untuk menggunakannya. Secara manusiawi, hal
tersebut harusnya sudah terpikirkan oleh para penyedia jasa
transportasi. Karena mereka juga punya hak dan kebutuhan yang sama
dengan kita. Pada pasal 35 Undang Undang Nomor 13 Tahun 1992 dijelaskan
bahwa penderita cacat juga berhak memperoleh pelayanan berupa perlakuan
khusus dalam bidang angkutan kereta api. Segala ketentuan tersebut
diatur oleh Peraturan Pemerintah.
Dari uraian di atas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa
yang harus dibenahi dari transportasi kita adalah sistem dan
kebijakannya. Angkutan adalah perpindahan orang atau barang dari tempt
asal ke tujuan dengan menggunakan sarana angkutan (kendaraan). Yang
harus diperhatikan adalah keseimbangan antara kapasits moda angkutan
dengan jumlah barang ataupun barang yang butuh angkutan. Pemberdayaan
masyarakat juga penting dalam hal pemeliharaan dan pengembangan
transportasi, peran masyarakat sangat dibutuhkan, karena kebutuhan
masyarakat dapat dipenuhi apabila ada interaksi yang baik antara
pemerintah dengan masyarakat. Inovasi baru sangat dibutuhkan dalam
perkembangan moda transportasi agar dapat terus berkembang. Fenomena
transportasi terutama masalah kemacetan diakibatkan oleh benturan
kepentingan dan pandangan seperti:
1. Tidak seimbangnya pertumbuhan kendaraan denga pertumbuhan kapasitas prasarana jalan raya terutama kendaraan pribadi
2. Pertumbuhan penduduk dan arus urbanisasi yang deras
3. Dana dan waktu terbatas
4. Terbenturnya anatara kepentingan dan pandangan (lemahnya koordinasi) antara pihak dan instansi terkait.
5. Tingkat disiplin masyarakat yang masih rendah
6. Penegakan hukum yang sangat lemah
Keenam fenomena transportasi kota ini saling berhubungan
satu sama lain dan mempengaruhi jika tidak ada upaya lebih lanjut akan
menimbulkan masalah baru yang jauh lebih rumit dalam penyelenggaraan
transportasi kota. Perencanaan yang dapat dilakukan oleh permerintah
adalah perencanaan transportasi jangka panjang. Perencanaan transportasi
jangka panjang terfokus kepada perbaikan infrastuktur sistem
transportasi dan penetapan kebijakan transportasi untuk merubah cara
operasi transport ke arah yang lebih baik untuk periode di atas 20
tahun. Perencanaan jangka panjang ini telah menyangkut investasi untuk
membangun prasarana jalan transportasi umum di masa depan. Untuk
transportasi kota telah dipikirkan bagaimana mengadakan Sistem
Transportasi Masal cepat (Mass Rapid Transit – MRT) pada tahun 2015
khususnya bagi kota Jakarta. Karena perencanaan transportasi kota jangka
panjang mengarah pada perbaikan fasilitas dan prasarana transportasi di
masa depan, maka penetapan kebijaksanaan transportasi tidak tidak bisa
dilepaskan dari lingkup perencanaan nasional dan pengembangan ekonomi
nasional seperti kebijakan pengembangan dalam bidang ekonomi yaitu
pendanaan, pengaturan dan kebutuhan untuk perencanaan daerah lokal.
Beberapa aspek dalam penyedian jasa dalam sistem
transporasi, ada kalanya juga ditentukan atau tergantung pada perilaku
pemakai jasa transportasi itu sendiri. Sebagai contoh adalah pengguna
jasa angkutan kota dapat mempengaruhi penyediaan jasa transportasi
dengan perilakunya menetapkan pilihan rute tepuh yang diinginkan dengan
moda trasnportasi yang diseukai pula, sehingga penyedia jasa
transportasi dalam pengadaaan jasa transportasi akan menuruti pada
kondisi pasar. Kalau perilaku pemakai jasa transportasi lebih memiliki
kereta api kelas bisnis, maka penyedia jasa transportasi tidak akan
mengoperasikan atau menambah kereta api dengan kualitas eksekutif atau
VVIP karena hal ini akan merugikan pihak pengelola. Namun, yang bisa
dilakukan penyedia jasa tersebut adalah memperbaiki dan menambah
fasilitas kereta api kualitas bisnis tersebut.
Kegiatan yang beraneka ragam memerlukan tempat bagi
kelangsungan kegiatan, sedangakan lahan di daerah perkotaan terbatas.
Jadi, persaingan dalam memperoleh lahan stategis di kota berjalan terus
dan hanya sedikit yang mampu bertahan, selebihnya harus bergeser ke
tempat lain atau bahkan ke daerah pinggiran. Kegiatan yang beraneka
ragam tersebut menyebar menurut geografi. Dibentuknya pelayanan umum
adalah dengan tujuan untuk memberikan pelayanan yang aman, cepat, nyaman
dan murah pada masyarakat yang mobilitasnya semakin meningkat, terutama
bagi para pekerja dalam menjalankan segala aktifitasnya. Bagi angkutan
perkotaan, keberadaan angkutan umum apalagi angkutan umum masal dengan
angkutan jalan rel atau kereta sangat membantu manajemen lalu lintas dan
angkutan jalan karena tingginya tingkat efisiensi yang dimiliki oleh
kedua sarana tersebut dalam penggunaan prasarana jalan. Esensi dari
pelayanan angkutan umum adalah menyediakan layanan angkutan pada saat
dan tempat yang tepat untuk memenuhi permintaan masyarakat yang sangat
beragam. Contohnya adalah layanan kereta api yang harus dioperasikan
secara intensif untuk memenuhi kebutuhan angkutan masal pada jam sibuk
yaitu pada saat orang berbondong-bondong menuju pusat kegiatan,
sementara pada saat yang sama harus tetap melayani penumpang di daerah
pinggiran yang jarang penduduknya dengan biaya terjangkau. Selain itu,
juga harus menyediakan kereta cadangan untuk kepentingan mendadak.
Di sejumlah kota besar di Indonesia, pada umumnya angkutan
melalui jalan merupan moda yang paling dominan karena ketiaadaan moda
lain. Bahkan moda angkutan masal (trem kota) peninggalan masa penjajahan
dahulu di Jakrta dan Surabaya telah terkubur jalan atau guna lahan
lain. Sementara itu, banyak kota besar di dunia seperti Tokyo, Hongkong,
Deen Hag, Inggris, New York, Paris, sejak dulu tetap mengoperasikan
trem kota dan sangat diminati untuk menunjang mobilitas masyarakat.
Jutaan orang setaip hari pulang – pergi bekerja dengan menggunakan
angkutan umum masal baik jalan rel maupun bis kota. Jalur rel (trem)
menggunakan ruang jalan yang sama dengan mobil atau mempunyai jalan
sendiri. Trem terbukti dapat memenuhi kebutuhan angkutan daerah
perkotaan. Pengembangan jaringan pelayanan jasa angkutan di wilayah
perkotaan di Indonesia, di masa depan, pelayanan transportasi diarahkan
pada pelayanan angkutan masal, dan jaringan angkutan jaan rel diarahkan
menjadi tulang punggung angkutan perkotaan, khususnya di kota besar
seperti Bandung, Jakarta, Medan, Surabaya dan Jogjakarta. Untuk itu
telah ada rencana pembangunan prasarana jaringan jalan rel bagi Bandung,
Jakarta, Medan, Surabaya dan Jogjakarta sehingga kapasitasnya mampu
menjawabb tuntutan kebutuhan. Di samping itu, pengoperasiansistem
angkutan masal dengan angkutan jalan rel sedikit banyak dapat mengatasi
kemacetan dan kesemrawutan lalu lintas di wilayah perkotaan. Dalam upaya
meningkatkan layanan jasa angkutan jalan rel, Pemerintah menempuh
kebijakan sebagi berkut:
1.
Mengarahkan pengembangan perkeretaapian sebagai angkutan masal jarak
jauh untuk mengurangi kepadatan dan kerusakan jalan, antara lain dengan
kereta api berteknologi tinggi
2.
Mengembangkan kapasitas jaringan kereta api secara bertahap menuju rel
ganda dan mengaktifkan kembali fungsi linats cabang yang potensial
3.
Meningkatkan kemudahan dan kenyamanan bagi penumpang, penjualan karcis
dan penambahan fasilitas umum pada kereta api dan juga stasiun
4. Meningkatkan efisiensi dan perbaikan pelayanan angkutan penumpang antar kota.
Di negara-negara maju seperti Amerika, Inggris, Peranscis
dan Jepang sistem kereta api sudah berkembang sejak tahun 1960’an, maka
tidaklah heran jika sistem trasportasi dengan moda kereta sangatlah
popular. Jenis kereta api juga bevariasi tergantung jalur rel kereta
apinya, contohnya adalah monorail, kereta api yang didesain menyerupai
jalan layang. Kemudian ada kereta api permukaan atau surface, yaitu
kereta api yang berjalan di atas tanah. Ada juga kereta api yang berada
di bawah tanah atau sering disebut dengan subway. Subway adalah kereta
api bawah tanah yang dibangun dengan menbuat terowongan bawah tanah
sebagai jalur kereta api. Sistem perkeretaapian tumbuh dengan sangat
cepat di Jepang. Hampir semua kota di Jepang dihubungkan dengna jalur
kereta api. Sejak tahun 1960’an Jepang telah mengembangkan kereta api
cepat dengan kecepatan 270 km per jam yang diberi nama Shinkansen.
Pengembangan moda transportasi berupa kereta di Indonesia kurang
difungsikan dengan maksimal. Bisa kita lihat di setiap stasiun di
Indonesia, kereta yang digunakan terkesan usang bahkan pada kelas
eksekutif. Tak heran apabila sering terjadi kecelakaan kereta api di
Indonesia yang memakan banyak korban jiwa. Pengecekan keadaan kereta
sepertinya juga tidak terjadi secara maksimal jika dilihat dari segi
angka kecelakaannya. Disamping itu bagian bagian pada kereta sudah
sangat tua untuk digunakan, namun tetap saja tidak diganti, entah karena
memang sudah tidak diproduksi lagi atau masih diproduksi namun dengan
harga yang mahal.
Sistem transportasi kereta api seharusnya bisa difungsikan
secara optimal, karena disamping mengurangi kemacetan, juga mengurangi
polusi udara. Namun faktor keselamatan dari hal hal yang tidak
diinginkan seperti misalnya kecelakaan dan tindak criminal juga perlu
diperhatikan. Hal ini mempengaruhi pendapat masyarakat tentang
transportasi public ini, apabila masyarakat sudah berpendapat bahwa
kereta api adalah transportasi public yang kurang aman maka tak akan
optimal pengadaannya di negara tersebut. Di Jepang, kita tahu sistem
transportasi kereta api tumbuh sangat pesat disana dan bahkan nyaman,
namun masih ada saja tindak criminal yang sangat meresahkan seperti
pelecehan seksual, pencopetan dan tindak criminal lain. Di Indonesia,
tindak criminal seperti pencopetan itu sudah lumrah terjadi di kereta
api, itu karena batas kapasitas kereta api dilanggar yang menimbulkan
sangat sesaknya kereta sehingga mempermudah pencopet untuk melakukan
tindak criminal dengan tepat sasaran.
Faktor kecepatan juga menjadi pertimbangan tersendiri bagi
masyarakat untuk memilih sistem trasportasi, semakin cepat maka semakin
banyak pula masyarakat menggunakannya. Tentunya juga ditinjau dari
faktor keselamatan yang telah disebutkan tadi.
Kecepatan
kereta api ini tentunya harus didukung dengan mesin kereta api baru,
body kereta api yang aerodinamis, dan tak lupa pula pengecekan rutin
untuk mencegah kejadian yang tidak diinginkan. Semua itu sudah
diwujudkan oleh Jepang. Jika kita bandingkan dengan keadaan kereta api
di Indonesia, masih sangat primitif dengan segala peralatan dan mesin
yang sudah tua dan sangat membahayakan penumpang sistem transportasi
ini. Apalagi di Indonesia sistem transportasi yang memiliki penumpang
terbanyak dalam artian penggunanya banyak adalah sistem transportasi
kereta api ini. Jadi apabila terjadi kecelakaan, angka kematian yang
disebabkan kecelakaan tersebut adalah sangat banyak. Ini terhitung
sangat merugikan bagi negara. Disamping kematian pengguna transportasi,
kereta milik negara yang tinggal satu satunya dan usang itu rusak. Dan
yang dilakukan setelah itu hanyalah membuat gerbong baru yang bentuk dan
daya angkutnya sama buruknya dengan yang sudah rusak tadi.
Peninjauan tentang keselamatan kereta api yaitu seperti
misalnya larangan untuk membangun bangunan di pinggir sepanjang rel
kereta api juga harus diperhatikan. Tidak hanya itu, semua hal yang
dapat mengganggu pandangan dari masinis saat mengemudikan kereta api
seperti misalnya penanaman pohon yang rantingnya dimungkinkan dapat
menggangu juga harus dipertimbangkan penanamannya. Pohon pohon tersebut
juga bisa jadi sangat berbahaya saat terjadi badai. Apabila terjadi
pohon tumbang yang melintas rel, maka kecelakaan tak akan terelakkan.
Prasarana lain seperti rel kereta api juga merupakan hal yang harus
ditinjau rutin agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Hal hal
yang meliputi tentang keselamatan kereta api sendiri sudah tercantum
pada undang undang perkereta apian pada pasal 14 yaitu sebagai berikut:
1.Dilarang
membangun gedung, membuat tembok, pagar, tanggul dan bangunan lainnya,
menanam jenis pohon yang tinggi serta menempatkan barang pada jalur
kereta api baik yang dapat mengganggu pandangan bebas maupun dapat
membahayakan keselamatan kereta api.
2.Ketentuan mengenai Larangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.
Namun bahkan meskipun undang undang dibuat untuk tidak
dilanggar, masih banyak saja bangunan non permanen ataupun bangunan
permanen di daerah sepanjang rel kereta api.
Ada
pulang yang membangun pasar, seakan tidak khawatir mengenai apa yang
akan dihadapi saat tidak beruntung. Tak heran jika kita sering mendengar
berita kecelakaan seperti misalnya “Tertabraknya Sang Kakek yang sedang
berjalan di rel kereta api”. Hal yang seperti ini seakan menjadi
makanan sehari hari masyarakat yang tinggal di daerah sepanjang rel
kereta api. Dan anehnya, setelah berita bermnculan tentang kecelakaan
sejenis, mereka masih saja tetap tinggal di daerah tersebut. memang
sepertinya masyarakat yang seperti itu memang benar benar berani. Atau
memang benar-benar terlalu ‘berani’.
Pada pasal 29 disebutkan bahwa badan penyelenggaraan diberi wewenang untuk:
a. Melaksanakan pemeriksaan terhadap pemenuhan syarat syarat umum angkutan bagi penumpang dan atau barang
b. Melaksanakan penindakan atas pelanggaran terhadap syarat syarat umum angkutan tersebut huruf a;
c. Membatalkan perjalanan kereta api apabila dianggap dapat membahayakan ketertiban dan kepentingan umum;
d. Menertibkan penumpang kereta api atau masyarakat yang mengganggu perjalanan kereta api.
Sudah
jelas disebutkan di pasal tersebut bahwa penyelenggara bertanggungjawab
penuh atas keselamatan penumpang kereta api dan kereta api sendiri.
Namun jika kita lihat realitanya, penyelenggara seakan tidak
memperdulikan keselamatan penumpang kereta api. Bisa kita lihat pada
kereta api jenis ekonomi ini sudah biasa apabila kita melihat dipenuhi
oleh penumpang baik yang duduk dan berdiri dan hampir tidak bisa
bergerak, belum lagi penumpang yang nekat duduk di atas gerbong, atau
menggantung di pintu kereta.
Keadaan
seperti ini sering terjadi, apalagi jika musim mudik. Dan yang
dilakukan penyelenggara tak lain hanya memberangkatkan kereta api,
bukannya menertibkan dulu. Baik penumpang ataupun penyelenggara sudah
tidak mau tahu dengan apa yang disebut keselamatan. Kalau terjadi
kecelakaan, berarti sedang tidak beruntung. Mungkin itu yang dipikirkan
oleh masyarakat yang melanggar peraturan ini. Sehingga tidak ada
tindakan lebih lanjut atas ejadian semacam ini.
Sekarang yang perlu dilakukan adalah instropeksi diri. Kita
sebagai masyarakat sebaiknya tidak mengabaikan kepentingan umum di atas
kepentingan pribadi. Segala sesuatu yang ada di dunia ini harus kita
jaga bersama sama. Peraturan yang dibuat demi kebaikan bersama sebaiknya
ditaati dengan benar. Pemerintah juga harus lebih konsisten terhadap
aturan yang telah dibuat, jangan hanya membuat pereturan atau kebijakan
tanpa adanya ketegasan. Kendaraan umum yang disediakan oleh pemerintah
sebaiknya dijaga dengan baik. Kurangi menggunakan kendaraan pribadi
karena malah akan menambah masalah transportasi kita yaitu kemacetan,
polusi berlebihan, dan langkanya bahan bakar minyak. Keterbatasan lahan
juga menjadi pertimbangan mengapa kita perlu mengefektifkan kendaraan
umum. Kita tidak mungkin terus menambah lahan hanya untuk prasarana
transportasi kita, sedangkan kebutuhan yang lainnya jauh lebih penting.
Dari sini kita belajar dan mengaca pada negara tetangga kita
yang jauh lebih maju dari kita. Jika dikaji lebih dalam banyak potensi
yang dimiliki oleh Indonesia, namun karena lemahnya hukum yang ada di
Indonesia menyebabkan kita jauh tertinggal dari negara lain seperti
Jepang dan beberapa negara di Eropa. Masyarakat negara maju seperti
Jepang dan beberapa negara Eropa seperti, Jerman, Inggris dan Perancis
sudah sejak lama menggunakan kendaraan umum sebagai transportasi utama
mereka. Mereka terus mengembangakan transportasi dengan berbagai moda
transportasi yang baru dan lebih modern. Sehingga moda transportasi
banyak terlahir dari inovasi dan kreatifitas negara maju tersebut.
Lahirnya inovasi pengembangan moda transportasi diperoleh dari minat
para pengguna (masyarakat) dalam mengefektifkan keberadaan transportasi
umum, sehingga pemerintah lebih mudah mengetahui kebutuhan dan
perkembangan transportasi dari aktifitas dan minat dan antusias
masyarakat sebagai pengguna atau sasaran utama transportasi umum.
Oleh karena itu, kita jangan hanya terus menyalahkan
pemerintah. Karena pada dasarnya pemerintah telah menyediakan kebutuhan
transportasi yang kita butuhkan. Namun kita sebagai masyarakat kurang
memahami dan menyadari keberadaan transportasi umum di sekitar kita.
Yang kita pikirkan hanyalah kepentingan dan kenyamanan pada diri
sendiri. Rubahlah pola dan gaya hidup kita dari sekarang. Gunakan
kendaraan umum sebagai moda transportasi utama. Jagalah fasilitas umum
yang telah disediakan oleh pemerintah dan tetap berinovasi untuk
menciptakan moda transportasi yang lebih baik lagi. Karena gerak
pertumbuhan dan kebutuhan masyarakat tidak akan pernah berkurang
melainkan terus meningkat. Maka dibutuhkan satu inovasi baru yang lebih
efektif dan berjangka panjang. Kereta api sebagai salah satu contoh moda
transportasi paling efektif dan efisien karena kapasitas angkutnya jauh
lebih besar dalam satu kali perjalanan. Kereta api dinilai efektif
karena selain kapasitas angkutanya yang besar juga karena kereta api
merupakan moda transportasi bebas hambatan. Pemerintah DKI Jakarta
hendaknya mengembangkan jaringan kereta api seperti di Jepang ataupun
Inggris agar kemacetan agar kemacetan dapat teratasi dengan baik. Dan
sudah seharusnya bahwa kota metropolitan tidak tergantung pada angkutan
pribadi atau bus kota, tetapi pada kereta api angkut masal yang super
cepat, karena pergerakan dan aktifitas yang terus meningakat.
Busway yang ada di Jakarta dinilai kurang efektif karena
memakan badan jalan kota Jakarta yang semakin sempit. Pilihan terbaik
mestinya kereta api bawah tanah yang mampu mengangkut ribuan penumpang
sekali jalan. hal yang paling mendesak yang perlu dilakukan sekarang
adalah perbaikan bantalan kereta api agar laju kereta api lebih cepat,
buat rel laying dan beri servis yang memadahi kepada penumpang. Tak
perlu yang terlalu canggih, asal cepat, aman dan nyaman, pengelola
kereta api juga harus memberi jadwal kereta api untuk datang dan pergi
dengan tepat dan pasti. Peta jalur transportasi juga harus disediakan di
setiap stasiun agar penumpang dapat dengan jelass mengetahui jalur
keret aapi yang akan dinaikinya. Apabila sistem kereta api di Indonesia
sudah efektif seperti Jepang dan seperti beberapa negara di Eropa
seperti Inggris, Jerman dan Perancis, maka kita tidak akan menemukan
kemacetan lalu lintas di beberapa jalan di Indonesia. Laliu lintas akan
menjadi lebih terkendali, kecelakaan lalu lintas bisa diminimalkan. Dan
segala aktifitas masyarakat bisa berjalan dengan lancar. Apabila sistem
transportasi berjalan baik sistem peekonomian, pembangunan dan kemajuan
negara akan berkembang dengan baik pula. Kinci keberhasilan suatu negara
dapat dilihat dari sistem transportasinya.
Oleh karena itu, jagalah keberhasilan dan keberlanjutan
sistem transportasi Indonesia agar segala aktifitas dapat berjalan
dengan lancar. Pengalaman dari negara maju dapat dijadikan acuan
transportasi kita, terutama pada sistem kereta apinya. Integrasi dengan
sistem transportasi lain juga harus diperhatikan. Karena selama ini PT
KAI hanya bergerak sendiri tanpa ada hubungan yang sinergis dengan pihak
bersangkutan lainnya, sehingga aksesbilitas dari dan menuju stasiun
kereta api dapat terintegrasi dengan baik, seperti kualitas jalan,
ketersediaan angkutan penunjang lain seperti bus, angkutan umum dan
taksi, serta sarana parkir yang memadahi. Hal ini sangat penting agar
seimbang antara sistem pergerakan dalam stasiun dan aktifitas di luar
stasiun dapat berjalan dengan seimbang. Sistem konunikasi dengan kereta
api juga perlu dibenahi agar tidak terjadi miss – communication
antara masinis dan pihak yang mengontrol di stasiun kereta api dapat
tersambung dan tidak ada gangguan. Sehingga, berita duka mengenai
kecelakaan kereta api tidak akan terdengar lagi. Marilah kita sama sama
mengembangkan sistem kereta api Indonesia, agar tercipta sistem
transportasi yang efektif dan efisien, serta terintegrasi dengan sistem
penggerak lainnya. Human error atau technical error dapat diperhatikan
dengan dengan baik, perhatikan segala aspek dan komponennya. Karena
apabila infrastuktur transportasi dan sistemnya baik maka akan berdampak
baik pula pada sistem operasinya.
DAFTAR PUSTAKA
Rodrigue, J., 2004, The Geography of Transport System. e-book, chapter 1, www.people.hofstra.edu/geotr
Taaffe, E.J., H.L. Gauthier, M.E. O’Kelly. 1996. Geography of Transportation. Prentice Hall. New Jersey.
Ahmad Munawar dalam Pidato Pengembangan Transportasi yang Berkelanjutan. 7 Februari 2007.
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1992 TENTANG PERKERETAAPIAN
Miro, Fidel. 1997. Sistem Transportasi Kota. Tarsito: Bandung
Warpani. 2002. Pengelolaan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. ITB: Bandung
Langganan:
Postingan (Atom)