Welcome in Rasyid Blog

Membaca Adalah cara dimana dunia ada pada genggaman anda..
Jadi Teruslah membaca..
Semoga dapat bermanfaat bagi anda..

A-CHIED ANGKOTASAN

Sabtu, 29 Desember 2012

METODE DALAM ANALISIS STRUKTUR 1

Analisis struktur merupakan hal yang utama perlu diketahui dari seorang engineering, karena dasar dari ilmu teknik sipil adalah analisis struktur, baik analisis struktur 1, 2 , 3, 4 dan 5. masing - masing harus dikuasai dengan baik jika ingin menjadi engineering sejati, :-D.

Beberapa metode dalam penentuan gaya-dalam analisis struktur 1,
Untuk memenuhi syarat-syarat stabilitas, kekuatan, dan kekakuan yang ditetapkan pengaruh-pengaruh gaya-dalam pada suatu struktur dan terhadap komponen-komponennya serta sambungannya yang diakibatkan oleh beban-beban yang bekerja harus ditentukan melalui analisis struktur dan dengan salah satu metode berikut ini :
1. Analisis elastis
2. Analisis plastis
3. Analisis non-konvensional lainnya yang telah baku dan telah diterima secara umum.


a. Komponen struktur tak-bergoyang adalah komponen struktur yang perpindahan transversal antara kedua ujungnya dikekang secara efektif. Hal ini berlaku pada rangka segitiga dan rangka batang atau pada rangka dengan kekakuan bidangnya diberikan oleh bresing diagonal, atau oleh dinding geser, atau oleh pelat lantai atau pelat atap yang menyatu dengan dinding atau sistem bresing paralel terhadap bidang tekuk komponen struktur;


b. Komponen struktur bergoyang adalah komponen struktur yang perpindahan transversal antara kedua ujungnya tidak dikekang. Komponen struktur tersebut biasa dijumpai pada struktur yang mengandalkan mekanisme lentur untuk mengendalikan goyangan.




c. Bentuk-bentuk struktur pada analisis struktur

Pendistribusian pengaruh gaya-dalam kepada komponen-komponen struktur dan sambungan-sambungan pada suatu struktur ditetapkan dengan menganggap salah satu atau kombinasi bentuk-bentuk struktur berikut ini :

1. Kaku
2. Semi Kaku
3. Elastis

Suatu struktur dianalisis sebagai suatu kesatuan kecuali untuk:
  1. Struktur-struktur beraturan dapat dianalisis sebagai rangkaian suatu rangka dua dimensi, dan analisis struktur dilakukan masing - masing untuk dua arah yang saling tegak lurus, kecuali bila terjadi redistribusi beban yang besar di antara rangka-rangkanya;
  2. Untuk beban vertikal pada suatu struktur gedung bertingkat tinggi yang dilengkapi dengan bresing atau dinding geser untuk memikul semua gaya-gaya lateral, setiap lantai bersama-sama dengan kolom-kolom tepat di atas dan di bawahnya dapat dianalisis secara terpisah; ujung-ujung jauh kolom dapat dianggap terjepit.
Bila balok-balok lantai pada suatu struktur gedung bertingkat tinggi dianalisis secara terpisah maka momen lentur pada tumpuan dapat ditetapkan dengan menganggap bahwa lantai tersebut terjepit pada suatu tumpuan di ujung jauh bentang berikutnya, asal saja lantai tersebut bersifat menerus pada tumpuan yang dianggap terjepit.

Rabu, 19 Desember 2012

Perbedaan Profil Baja I, WF, dan H

Profil WF (Wide Flange) adalah salah satu profil baja struktural yang paling populer digunakan untuk konstruksi baja. Namun, profil ini ternyata punya banyak nama. Ada yang menyebutnya dengan profil H, HWF, H-BEAM, IWF, dan I. Bahkan ada juga beberapa tempat yang menggunakan istilah WH, SH, dan MH. Sebenarnya mana yang paling tepat?

image

Kalo mau cari yang paling tepat sih menurut saya harus mengacu ke standar yang berlaku. Nah, kalo acuan kita adalah SNI, maka kita akan memperoleh ada beberapa standar untuk produksi material profil berbentuk I:

  1. SNI 07-0329-2005, Baja I Beam Canai Panas
    image
  2. SNI 07-2610-1992, Baja Profil H Hasil Pengelasan Dengan Filter
    image
  3. SNI 07-7178-2006, Baja Profil WF Beam Proses Canai Panas
    image
(gambar di atas saya capture langsung dari masing-masing SNI. Silahkan download di sini)
Jadi, kira-kira perbedaannya adalah seperti tabel di bawah:

Profil I Profil WF Profil H
Proses pembuatan: hot-rolled
Ada 2 lengkungan (r1, r2)
Proses pembuatan: hot-rolled
Ada 1 lengkungan (r1)
Proses pembuatan: pelat + las.

Jadi, seperti itulah kira-kira penamaan yang paling benar sesuai standar yang ada.
Tapi… kenyataannya yang beredar di lapangan sedikit menyimpang. :)
Profil I yang sebenarnya hampir jarang kelihatan di lapangan. Profil H yang sebenarnya juga jarang yang pesan kecuali untuk ukuran yang sangat besar atau ukuran khusus.
Malah yang paling laris adalah profil WF. Tapi entah darimana sejarahnya, profil WF pada akhirnya sering juga disebut profil I dan profil H. Kalo profil H masih bisa dimaklumi, karena referensi asal SNI adalah standar Jepang (JIS). JIS sendiri menggunakan istilah H untuk  profil WF. Ukurannya pun sama.

image image

Yang kiri adalah profil H salah satu produsen baja di Jepang (kalo ga salah), sementara yang kanan adalah Profil Wide Flange (WF) dari Gunung Garuda (juga merefer ke JIS).
Jadi, antara WF dan H bisa dibilang ngga ada masalah penamaan. Malah ada yang kurang kerjaan dengan menggabungkan keduanya menjadi HWF. Sementara Profil IWF sendiri secara standar itu rancu, tapi di lapangan, profil IWF merujuk ke profil WF.
Terakhir, ada satu grup penamaan lagi yang saya lagi malas nyari asal usulnya, SH, MH, dan WH. Semua profil ini mengacu ke WF, yang membedakan adalah perbandingan antara lebar dan tingginya.
  • Profil SH (short-H), adalah profil WF yang lebarnya kira-kira sama dengan setengah kali tingginya. Misalnya 100×50, 200×100, 250×125, dll.
  • Profil WH (wide-H), adalah profil WF yang lebarnya kira-kira sama dengan satu kali tingginya. Misalnya 150×150, 175×175, 300×300, dll.
  • Profil MH (middle-H) adalah profil WF yang berada di antara SH dan WH. Misalnya 150×100, 250×150, dll. Dibandingkan dua di atas, profil MH ini lebih jarang ditemui di lapangan.
Nah, sebagai kesimpulan, saya coba rangkum nama-nama profil I/H/WF yang beredar di lapangan/pasar:
  1. Profil I (I-Beam).
    Seharusnya menunjuk ke : Profil I
    Di lapangan/pasar menunjuk ke : Profil WF
  2. Profil WF.
    Seharusnya menunjuk ke : Profil WF
    Di lapangan/pasar menunjuk ke : Profil WF
  3. Profil H.
    Seharusnya menunjuk ke : Profil H (las). boleh juga ke Profil WF.
    Di lapangan/pasar menunjuk ke : Profil WF.
  4. Profil IWF.
    Seharusnya menunjuk ke : tidak ada (rancu).
    Di lapangan/pasar menunjuk ke : Profil WF
  5. Profil H-BEAM.
    Seharusnya menunjuk ke : tidak ada (tidak dikenal di SNI)
    Di lapangan/pasar menunjuk ke : Profil WF. Ada juga sebagian yang ke Profil H (las).
  6. Profil HWF.
    Seharusnya menunjuk ke : tidak ada (tidak dikenal di SNI)
    Di lapangan/pasar menunjuk ke : Profil WF.
  7. Profil SH, MH, dan WH.
    Seharusnya menunjuk ke : tidak ada (tidak dikenal di SNI)
    Di lapangan/pasar menunjuk ke : Profil WF.
  8. Nama lain seperti UB, UC, W, dll.
    Seharusnya menunjuk ke : standar lain (non-SNI)
    Di lapangan/pasar menunjuk ke : standar lain (non-SNI)


catatan:
Beredarnya nama-nama profil baja di lapangan tentu melibatkan banyak “pemeran”. Berikut ini analisa saya dari mana asal perbedaan tersebut.
Level 1:
  • Pihak industri. Mereka yang lebih paham penamaan profil karena pihak industri yang berhubungan langsung dengan SNI. Jadi seharusnya tidak ada penyimpangan penamaan dari pihak industri.
  • Pihak perencana. Perencana yang jarang membaca code/standar tentu tidak akan paham perbedaan nama-nama profil. Bisa jadi yang dia maksud adalah profil WF, tapi dia menuliskan di gambar rencananya dengan nama lain, misalnya profil I atau profil IWF atau profil H-Beam. Jadi, kalo mau ditelusuri, dari sini lah awal mula kerancuan nama tersebut. :)
Level 2:
  • Pihak penyalur/penjual. Mereka menerima barang (profil baja) dari produsen, lengkap dengan namanya yang sudah sesuai SNI. Penjual tentu tidak mengalami masalah.
  • Pihak pelaksana/kontraktor. Mereka menerima gambar rencana dari konsultan perencana. Mereka melihat nama-nama profil baja yang disebutkan/dicantumkan oleh perencana.
  • Kontraktor bertemu dengan Penjual. Kontraktor memesan material sesuai gambar rencana (misalnya Profil I), tapi ternyata pesanan yang dimaksud tidak ada di daftar si Penjual. Misalnya yang ada WF (sesuai standard dari pabrik/industri).
  • Kontraktor “ngotot” dengan dalih mereka yang lebih paham masaah konstruksi, dan memberikan penjelasan kepada si Penjual bahwa Profil I itu sama dengan profil WF. Akhirnya terjuallah profil WF itu dengan nama yang sudah diganti menjadi I :D (Padahal secara standar, kedua profil tersebut seharusnya berbeda).

Kamis, 06 Desember 2012

MENULIS DALAM REDUPNYA LILIN


Menulis di pagi yang masih temaram. Lampu padam. Namun semangat mengukir kata tak sedikitpun padam meski dalam kegelapan. Dengan setitik cahaya lilin yang remang, kutuntaskan segala risau hati dan kuurai dengan berbait kata-kata.
Menulis dalam Redupnya Lilin
Waktu demi waktu kujalani, kadang dengan ritme yang sama dari hari
ke hari. Yang berbeda hanyalah frekuensi kegalauan yang terus bertambah. Bukan bingung dengan apa yang harus kulakukan. Tapi justru aku sangat paham dengan setiap langkah yang harus dijalani. Kemudian sebuah asumsi tak kasat mata mengguncang pikiranku, “Mengapa waktu tak pernah cukup, seolah masa seperti atlet marathon mengejar segalanya, namun tak kunjung sampai?”
Hufh…
Menarik nafas panjang. Ku sadari kekeliruan selama ini. Selalu saja kesulitan memposisikan diri sesuai proporsi. Haruskah ku selingkuhi waktu untuk kesekian kalinya…
Ingin ini, ingin itu. Banyak sekali, seperti permintaan Nobita pada Doraemon. Hanyasaja sangat mustahil kugapai semua asa dengan kantong ajaib. Di tengah gempuran informasi berbentuk citra kata-kata, aku memang kerapkali fhobia pada slogan semanis coklat. Kata-kata  menukik dalam media promosi/ edukasi di dunia maya. Satu sisi memang menambah satu senti semangat diri, namun di sisi lain tak dapat kupungkiri jika kata-kata membius itu tengah menipu nurani untuk percaya pada jalan pintas. Jalan pintas untuk menjadi bahagia, sukses, dan jenjang semacam popularitas. Kemudian, membuat terhempas pada fatamorgana dunia.
BYAR!
Lampu pun menyala setelah hampir satu jam PLN memadamkan listrik. Aku dan adik-adikku berebut meniup lilin di setiap sudut ruangan. Aneh memang…
Satu jam aku menulis ditemani cahaya lilin yang redup, seredup sisi lain dalam diri.