Teknik Sipil, Maluku, Ambon, Pelauw, Hatuhaha, Maluku Tengah, Indonesia, UMI-Makassar, Teknik UMI, KABAMAFATEK, Perencanaan jalan, Civil Engineering, Rasyid, Angkotasan, Pergerakan, Perjuangan Indonesia, LMND,HMI, Makassar, Struktur Kayu, Transportasi, Masyarakat, Al-Farghani
Welcome in Rasyid Blog
Membaca Adalah cara dimana dunia ada pada genggaman anda..
Jadi Teruslah membaca..
Semoga dapat bermanfaat bagi anda..
A-CHIED ANGKOTASAN
Jadi Teruslah membaca..
Semoga dapat bermanfaat bagi anda..
A-CHIED ANGKOTASAN
Minggu, 27 Januari 2013
JEJAK ARKEOLOGI PENGARUH BUDAYA ISLAM DI WILAYAH MALUKU DAN MALUKU UTARA
Pengaruh
Islam hadir di wilayah Kepulauan Maluku setidaknya sejak pungkasan Abad
14, yang ditandai dengan berdiri dan berkembangnya Kerajaan dengan
pemerintahan bercorak Islam. Di Wilayah Maluku Utara di kenal empat
Kerajaan Islam yang besar dan pengaruhnya yang tersebar luas. Empat
Kerajaan tersebut adalah Ternate,
Tidore, Bacan dan Jailolo. Di Wilayah Maluku bagian selatan, dikenal
juga kerajaan yang cukup besar pengaruhnya dan perkembangannya sejaman
dengan wilayah kerajaan Ternate, yakni Kerajaan Hitu, di bagian utara
Pulau Ambon. Perkembangan kerajaan-kerajaan tersebut seiring pula dengan
laju gerak niaga yang melibatkan para pedagang asing seperti pedagang Arab, Persia, China, Jawa serta Sumatra.
Berkembangnya gerak niaga, dipicu oleh kekayaan sumberdaya alam yang
dimiliki oleh wilayah kepulauan Maluku, yakni cengkeh dan pala yang
terkenal seantero jagad.
Persentuhan
wilayah Maluku dengan budaya Islam dapat dijejaki adanya bukti-bukti
peninggalan budaya Islam pada awal persentuhannya hingga masa
berkembangnya sebagai agama resmi kerajaan. Di Wilayah Ternate, Tiodre,
Bacan dan Jailolo, bukti-bukti peninggalan kerajaan Islam seperti Majid
Kuno, Alquran kuno dan berbagai peninggalan lainnya membuktikan bahwa
pengaruh budaya Islam di wilayah itu sangat kuat. Dapat dikatakan
wilayah Ternate, Tiodre, Jailolo dan Bacan adalah wilayah-wilayah pusat peradaban Islam. Pada
abad 15-16 Ternate, Tidore, Bacan, Jailolo di Maluku Utara adalah
wilayah-wilayah pusat Kerajaan Islam yang pengaruhnya menyebar ke
seluruh wilayah Kepulauan Maluku, bahkan hingga ke sebelah barat dan
timurnya. Di bagian selatan Maluku, Kerajaan Hitu di Pulau Ambon
dianggap sebagai pusat kekuasaan Islam.
Dari wilayah pusat perdaban dan kekuasaan Islam inilah, kemudian dengan
cepat berkembang ke wilayah-wilayah lainnya, seiring laju perdagangan
serta ekspansi kekuasaan.
Kerajaan
Ternate, Tidore, Jailolo, dan Bacan di Maluku Utara, dianggap sebagai
pusat kekuasaan Islam, karena di wilayah inilah Islam pertama kali
berkembang. Di wilayah Pulau Ambon, Kerajaan Hitu juga dianggap sebagai
pusat peradaban dan kekuasaan Islam yang sezaman dengan Ternate. Jika
kehadiran Islam dianggap sebagai kekuatan transformatif, telah
memberdayakan masyarakat nusantara untuk keluar dari paham-paham
primitif, serta dianggap mampu memberikan andil terhadap perubahan
penting di bidang sosial dan struktur politik, maka di wilayah Maluku,
wilayah-wilayah pusat kekuasaan Islam seperti yang disebutkan diawal,
dapat dikatakan mewakili anggapan itu. Pusat-pusat kekuasaan Islam
Maluku telah berkembang menjadi daerah kesultanan yang melebarkan sayap
kekuasaannya hingga ke ’wilayah-wilayah seberang’.
Sejarah
mencatat, Ternate dan Tidore adalah dua kerajaan di wilayah Maluku
Utara yang dapat dipresentasikan sebagai wilayah pusat kekuasaan Islam
di wilayah Maluku Utara. Ternate, melebarkan sayap ke wilayah selatan
Maluku, meliputi Pulau Ambon, Haruku, Saparua, Buru, Seram Bagian Barat
dan Tengah. Sementara itu Tidore melebarkan sayap kekuasaannya ke
wilayah pesisir utara Pulau Seram dan wilayah kepulauan di sisi paling
timur Pulau Seram, yakni Gorom dan Seram laut hingga ke wilayah
Kepulauan Raja Ampat Irian Jaya. Kedua wilayah kesultanan itu saling
bersaing melebarkan sayap kekuasaannya hingga keluar wilayah
geografisnya ke wilayah pulau-pulau diseberang lautan.
Selain
pelebaran sayap kekuasaan yang bertendensi politis, kerajaan-kerajaan
besar tersebut juga menyebarkan dan mengembangkan paham-paham
bertendensi kultural. Salah satunya adalah penyebaran dan pengembangan
agama Islam di wilayah-wilayah pelebaran kekuasaan tersebut. Pengislaman
‘wilayah seberang’ kesultanan Ternate, tidak lepas dari peranan pusat
kekuasaaan itu sendiri. Oleh karena itu bagian selatan Kepulauan Maluku,
meliputi Pulau Ambon, Haruku, Saparua, Seram dan pulau-pulau lainnya,
keagamaan Islam menyebar dan berkembang berasal dari wilayah kerajaan di
Maluku Utara, terutama Ternate dan Tidore. Dalam hal ini Hitu di Pulau
Ambon adalah sebuah pengecualian, karena perkembangan Islam di Hitu
sezaman dengan Ternate, bahkan sejarah mencatat Raja Hitu bersama Sultan
I Ternate, yakni Zaenal Abidin belajar Islam pada waktu bersamaan di
Gresik. Justru, dari pertemuan itu keduanya membangun relasi politik
antara Hitu dan Ternate dalam suatu ikatan perjanjian yang mungkin
sekali juga tentang penyebaran agama Islam di wilayah masing-masing. Proses
pengislaman wilayah-wilayah seberang di wilayah Kepulauan Maluku dan
Maluku Utara, biasanya selain karena ekspansi politik, juga dibarengi
dengan agenda-agenda perluasan perdagangan.
Jejak-jejak
arkeologi atau bukti fisik pengaruh budaya Islam dapat dilihat dengan
berbagai bentuk tinggalan budaya Islam masa lampau baik peninggalan
kerajaan maupun peninggalan daerah negeri-negeri yang bercorak Islam.
Daerah Pusat kekuasaan Islam di wilayah Maluku Utara peninggalan
arkeologi yang monumental misalnya istana atau kedaton, masjid kuno,
alqur’an kuno dan berbagai naskah kuno lainnya, selain tentu saja
berbagai benda pusaka peninggalan kerajaan. Sementara itu, di wilayah
Maluku bagian selatan, meskipun tidak berkembang menjadi sebuah
kesultanan dengan wilayah kekuasaan yang lebih luas, namun pengaruh
Islam dapat dilihat dengan adanya negeri-negeri bercorak keagaaam Islam.
Diantara negeri mbergabung menjadi kesatuan adat yang menunjukkan
adanya ikatan integrasi sosial yang kuat. Meskipun tidak berkembang
menjadi daerah Kesultanan namun negeri-negeri tersebut memiliki
pemerintahan dan simbol-simbol kepemimpinan tertentu. Selain itu dapat
dijumpai pula beberapa bangunan monumental peninggalan Islam yang tidak
jauh berbeda dengan peninggalan yang terdapat di pusat-pusat kekuasaan
Islam diantaranya masjid kuno, naskah kuno dan berbagai barang pusaka
kerajaan. Jika di wilayah Maluku Utara terkenal dengan sebutan Moluko
Kie Raha, yakni empat kerajaan sebagai pusat kekuasaan Islam yakni
Ternate, Tidore, Bacan dan Jailolo, di wilayah Maluku bagian selatan,
juga dikenal beberapa wilayah negeri yang juga dikenal dengan sebutan
kerajaan, yakni Kerajaan Hitu, sebagai kerajaan dengan wilayah kekuasaan
yang paling besar yang selama ini dikenal dalam catatan sejarah. Ada
pula kerajaan Hoamoal, di wilayah Seram Bagian Barat, yang juga tersiar
dalam berbagai penulisan sejarah sebagai wilayah kerajaan Islam yang
memiliki periodesasi yang sama dengan Kerajaan Hitu, dan bahkan menjalin
kerjasama dalam rangka mengikis hegemoni kolonial. Di Pulau Haruku, terdapat persekutuan 5 (lima) negeri atau desa Islam yakni Negeri Pelauw, Kailolo, Kabauw, Hulaliu dan Rohomoni yang disebut sebagai Amarima Hatuhaha, masing-masing
juga memiliki pemerintahan otonom, namun menyatukan diri dalam
persekutuan negeri-negeri Islam yang disebut Amarima Hatuhaha yang
berpusat di desa Rohomoni. Di Pulau Saparua, terkenal dengan
kerajaan Iha dan Honimoa (Siri Sori Islam), sebagai dua kerajaan Islam
yang cukup berpengaruh di wilayah itu sehingga dikenal sebagai sapanolua
artinya sampan dua atau perahu dua yang dimaksudkan ialah pulau Saparua
mempunyai dua Jasirah yang besar yang diatasnya berkuasa dua orang raja
dengan tanahnya yang sangat luas itu disebelah utara Raja Iha dengan
kerajaanya dan di sebelah tenggara Raja Honimoa (Sirisori dengan
Kerajaannya).
Beberapa
catatan sejarah menyebutkan, di wilayah Maluku, Islam hadir karena
penyebaran yang berasal dari Ternate. Jaffaar (2006) menuliskan, Islam
adalah salah satu faktor ikatan integrasi, oleh karena itu daerah-daerah
yang telah menerima Islam, seperti Hoamoal (Seram Barat), Saparua,
Haruku dan sebagainya, menempatkan dirinya sebagai daerah kekuasaan,
bagian dari kesultanan Ternate (Jaffaar, 2006:55). Dapat disimpulkan
kehadiran Islam di beberapa daerah di bagian selatan Kepualuan Maluku
atau daerah Propinsi Maluku tak dapat dilepaskan dari gerakan Islamisasi
dan ekspansi kekuasaan oleh Kesultanan Ternate. Meski
demikian, Islam terbukti telah menjadi salah satu faktor ikatan
integrasi, oleh karena itu daerah-daerah yang telah menerima Islam,
menempatkan dirinya sebagai daerah kekuasaan, bagian dari kesultanan
Ternate.
Islam,
sebagai agama maupun kultur merupakan media ikatan integrasi, terbukti
telah menyatukan berbagai negeri dalam satu ikatan kekuasaan politik dan
kultural. Sebagaimana yang dijelaskan di atas, wilayah-wilayah yang
menerima Islam, secara otomatis juga mengakui kekuasaan kerajaan besar
penyebar Islam. Daerah-daerah di wilayah bagian selatan Kepulauan Maluku
baik sebagai kerajaan maupun negeri menyatakan menerima Islam sekaligus
menempatkan dirinya sebagai daerah kekuasaan bagian dari kekuasaan
Kerajaan Ternate ataupun Tidore. Dapat dijelaskan pula, daerah-daerah
Islam di bawah kekuasaan kerajaan Hitu di Pulau Ambon, merupakan
negeri-negeri Islam yang memiliki pemerintahan adat sendiri, namun
mengakui Hitu sebagai kerajaan Islam yang merupakan induk dari wilayah
Islam lainnya di jazirah Leihitu Pulau Ambon, bahkan pengaruhnya
kemungkinan juga menyebar ke wilayah pulau-pulau lainnya.
Di Hitu, terdapat peninggalan mesjid Kuno yang tinggal puing-puing pondasi saja, dinamakan mesjid Tujuh Pangkat.
Menurut Hikayat Tanah Hitu penamaan masjid tujuh pangkat diberikan oleh
Empat Perdana Hitu berdasarkan tujuh negeri yang menjadi wilayah Hitu
pada masa itu. Penyebutan mesjid Tujuh Pangkat ini juga secara arkeologis dibuktikan dengan tujuh susunan batu yang sisa-sisanya masih ada. Di Pulau Haruku, terdapat persekutuan 5 (lima) negeri atau desa Islam yakni Negeri Pelauw, Kailolo, Kabauw, Hulaliu dan Rohomoni yang disebut sebagai Amarima Hatuhaha, masing-masing
juga memiliki pemerintahan otonom, namun menyatukan diri dalam
persekutuan negeri-negeri Islam yang disebut Amarima Hatuhaha yang
berpusat di desa Rohomoni. Dari
kelima negeri itu, hanya Hulaliu yang saat ini merupakan desa Kristen.
Hal ini merupakan salah satu pengaruh dari hegemoni Kolonial yang snagta
kuat baik secara politik maupun kultur. Bukti arkeologis menyatunya
kekerabatan Amarima Hatuhaha ini yakni dengan dibangunnya masjid kuno
yang dinamai Masjid Uli Hatuhaha. Demikian juga di Kepuluan Gorom,
sebagai wilayah penyebaran Islam yang berasal dari Kerajaan Tidore. Di
wilayah ini terdapat 3 (tiga) negeri atau kerajaan kecil yang
berpemertintahan otonom namun menyatakan diri sebagai wilayah dari
persekutuan 3 (tiga) wilayah negeri sebagai satu kesatuan yang tak
terpisahkan yakni Negeri Kataloka, Ondor, dan Amar Sekaru yang merupakan
negeri-negeri adat bercorak Islam. Ketiga wilayah kerajaan kecil itu,
menerima Islam dan mengakui sebagai bagian dari kekuasaan Kerajaan
Tidore. Demikian pula di Pulau Saparua, terdapat Kerajaan Islam Iha,
yang juga merupakan gabungan negeri-negeri sebagai satu kesatuan politik
dan budaya.
Dengan
demikian, penerimaan keagamaan Islam secara resmi oleh pemerintah dalam
hal ini kerajaan ataupun negeri telah menandai bersatunya beberapa
pemerintahan otonom dalam persekutuan pemerintahan yang secara politis
mengakui adanya satu wilayah tertentu sebagai induk atau pusat
pemerintahan. Bukti-bukti arkeologi atau peninggalan budaya materi
hingga saat ini masih dapat ditemukan dan dapat menjadi petunjuk paling
berharga untuk melihat bagaimana identitas sosial masyarakat dalam
dinamika keagamaan pada masa pengaruh Islam mulai masuk hingga masa
terbentuknya kerajaan atau kesultanan dengan corak pemerintahan Islam.
Sejurus dengan itu kemudian menjadi agama resmi kerajaan hingga menjadi
anutan masyarakat hingga menjelang kolonial masuk, seterusnya pada masa
hegemoni kolonial dan masa hengkangnya dari bumi Maluku.
Di
wilayah Maluku bagian selatan, dapat disebutkan beberapa daerah yang
pada masa lalu berdiri kerajaan Islam meskipun tidak berkembang menjadi
daerah kesultanan seperti halnya di wilayah Maluku Utara. Saat ini
merupakan desa-desa atau negeri -negeri bercorak Islam. Beberapa negeri
itu dapat ditemui atau memperlihatkan beberapa corak keislaman yang
berbeda. Beberapa tinggalan arkeologi yang dapat ditemui hingga sekarang
juga dapat memberi gambaran, betapa budaya Islam dari awal hadirnya
hingga perkembangannya saat ini sangat dinamis. Seperti yang telah
dijelaskan di awal pula, kemungkinan dapat ditemui berbagai perbedaan
karaktersitik Islam antara daerah-daerah perluasan kekuasaan dengan
daerah-daerah pusat Islam yang dapat dianggap mewakili kemapanan Islam
dalam hal kekuasaan, politis maupun secara kultural.
Secara
arkeologis bukti-bukti kemapanan Islam dapat ditelusuri di wilayah
bekas Kerajaan Hitu. Dapat dikatakan pada wilayah bagian selatan
kepulauan Maluku, kerajaan Hitu adalah sebuah wilayah dengan keagamaan
dan budaya Islam yang paling kuat dan paling mapan. Daerah ini selama
ini memang dianggap sebagai wilayah kerajaan Islam di Pulau Ambon yang
kekuasaan dan keislamannya sejajar dengan Ternate.
Di wilayah ini ditemukan bekas Masjid Kuno Tujuh Pangkat, yang dibangun
diatas bukit bernama Amahitu. Selain bekas masjid kuno ditemukan juga
naskah alquran kuno dan naskah kuno lainnya, pucuk mustaka masjid kuno,
mahkota raja, kompleks makam raja, penanggalan Islam kuno, timbangan
zakat fitrah dan lain-lain (Handoko, 2006; Sahusilawane 1996). Dari data
arkeologi ini dapat menggambarkan bahwa kerajaan Hitu merupakan wilayah
kerajaan dengan corak budaya Islam yang kuat. Sejauh ini tidak ditemui
bukti-bukti baik secara arkeologis maupun laku budaya hidup yang
menunjukkan budaya Islam bercampur baur dengan budaya non Islami. Dengan
kata lain, setidaknya budaya Islam yang berkembang di wilayah Hitu,
sejauh ini tidak menunjukkan perbedaan yang menyolok dengan daerah pusat
penyebaran Islam lainnya. Laku budaya yang ada juga lazim ditemui di
daerah lain, misalnya tradisi berziarah ke makam para Raja Hitu,
merupakan kegiatan yang lazim sebagaimana daerah lainnya seperti tradisi
ziarah ke makam para wali di Jawa. Selain itu di desa Kaitetu, yang
pada masa kerajaan merupakan salah satu daerah kekuasaaan Hitu, sampai
sekarang masih berdiri kokoh Masjid Tua Keitetu yang konon dibangun pada
tahun 1414 M. Selain itu juga tersimpan naskah alquran kuno, kitab
barjanzi, naskah penanggalan kuno dan sebagainya. Bukti-bukti arkeologis
ini menunjukkan kemapanan Islam di wilayah tersebut. Dapat dilihat
bahwa penyebaran Islam di wilayah ini berjalan sesuai dengan
prinsip-prinsip Islam seperti dalam hal dakwah. Di wilayah Kerajaan Hitu
misalnya, sangat mungkin naskah alquran kuno merupakan bukti atau untuk
media sosialisasi Islam (Handoko, 2006), begitu juga kitab barzanji,
naskah hukum Islam dan penanggalan Islam kuno. Data arkeologi ini dapat
mewakili gambaran kebudayaan Islam di wilayah pusat-pusat peradaban
Islam yang mapan keIslamannya, seperti halnya di wilayah Maluku Utara
yang diwakili terutama kerajaan Islam Ternate dan Tidore.
Ma’atenu, Perang Kapitan di Negeri Matasiri
KAMIS 15 JUNI 2006,
suasana riuh sejak pagi hingga hari menjelang malam membahana di
seantero Negeri (desa) Pelauw Kecamatan Pulau Haruku Kabupaten Maluku
Tengah. Ribuan pria, mulai dari anak-anak hingga dewasa keluar rumah
membawa parang (pedang) maupun senjata tajam lainnya seperto pisau,
golok, maupun silet. Mengenakan pakaian perang putih-putih dan berikat
kepala putih, mereka seakan bersiap melakukan sebuah peperangan besar.
Dengan
parang terhunus dan tanpa rasa takut sedikit pun, mereka
memotong-motong anggota tubuhnya sendiri seperti menggorok leher,
menyayat lidah, telinga, ataupun memotong dan menikam perut serta dada.
Selain melakukannya sendiri, mereka juga ditebas dengan parang oleh
warga lainnya secara silih berganti.
Peristiwa
ini adalah suasana ritual adat ma’atenu atau cakalele, sebuah upacara
adat berupa tarian perang yang menggambarkan kisah perjuangan penuh
keperkasaan melawan kezaliman. Para lelaki yang ikut ritual ma’atenu
digambarkan sebagai sosok para pejuang yang sedang bersiap untuk
berperang.
Pelauw,
tempat dilaksanakan ritual adat ma’atenu adalah negeri adat yang
terletak pada kawasan pelataran adat Jazirah Hatuhaha di Pulau Haruku,
disebut juga Negeri Matasiri. Dalam struktur tata pemerintahan Kabupaten
Maluku Tengah, negeri berpenduduk 11.320 jiwa (data sensus 2002) ini
merupakan ibukota kecamatan di pulau seluas 150 km² tersebut.
Menjelang
ritual Ma’atenu dilaksanakan, cuaca mendung disertai hujan lebat terus
mengguyur Pelauw sejak tiga minggu terakhir. Kondisi alam tidak
menghalangi masyarakat untuk merayakan ritual adat yang dilakukan setiap
tiga tahun sekali ini.
Sehari
sebelum ma’atenu berlangsung, mulai dari pagi hari, ruas jalan-jalan di
Pelauw disesaki warga. Beberapa diantaranya bahkan sudah melakukan
cakalele dengan menggunakan sejumlah senjata tajam seperti parang, pisau
karter, pisau daging, celurit, silet, hingga pecahan botol kaca.
Salah
satu atraksi yang mambuat bulu kuduk berdiri ketika Muzakir Latupono,
seorang pemuda Pelauw merebahkan Hamdani Latuamury, bocah berusia empat
tahun di tengah jalan beraspal. Tanpa segan dan takut melukai bocah
tersebut, Muzakir menyayat dan memotong-motong tubuh bocah kecil itu
yang tak lain adalah keponakannya sendiri. Si bocah hanya diam seakan
menikmati atraksi pamannya. Puluhan warga lain yang melihat aksi ini
terlihat gemetaran dan histeris.
Setelah
terus dipretelin dengan berbagai senjata tajam, bocah kecil itu lalu
berdiri dan dengan sendiri mengiris-iris perutnya dengan dua buah pisau
kater tajam yang diberikan pamannya. Sementara leher si bocah terus
menjadi sasaran Muzakir memainkan parang, silet, dan celurit tajam,
secara bergantian. Anehnya, tidak ada sedikitpun luka pada tubuh si
bocah. Beberapa meter dari tempat itu, sejumlah pemuda dengan parang
juga memainkan atraksi yang sama. Peristiwa ini terus berlangsung hingga
hari memasuki malam.
Sebulan
sebelum ma’atenu berlangsung, pemuka adat dan agama di Pelauw sudah
menyiapkan upacara adat tersebut dengan memanjatkan doa di mesjid kepada
sang khalik dan para upu (leluhur). Selama masa itu, kaum pria Pelauw
sudah bersiap-siap mengasah parang dan menyiapkan pakaian perangnya.
Setiap pria yang memasuki negeri Pelauw diwajibkan memakai tutup kepala.
Kaum
pria yang mengikuti ritual ini jauh-jauh hari telah mempersiapkan diri
dengan membersihkan jiwa dari segala kesalahan dan dosa yang dilakukan
terutama kepada keluarga. “Kami saling minta maaf satu sama lain dalam
keluarga,” kata Isyan Tuaskial (33), salah satu warga Pelauw.
Pemuda
Pelauw Rusman Angkotasan (30) mengatakan, semua pria yang telah akil
baliq dan merupakan anak cucu Pelauw bisa mengikuti ritual ma’atenu
tanpa syarat yang berat. Cukup bermodal keberanian, keyakinan akan
kekuatan yang sudah ada dalam darahnya, serta mendapat restu orang tua,
tubuhnya pasti kebal saat mengikuti ma’atenu.
Ma’atenu
di Pelauw adalah warisan budaya masa lampau yang mengedepankan
nilai-nilai Islam. Bagi sebagian warga Pelauw, mereka meyakini bahwa
tradisi yang sudah berlangsung ratusan tahun itu adalah wujud dari jiwa
keberanian Syaidina Ali, sahabat dan anak mantu Rasulullah yang terkenal
pemberani di medan perang.
“Ma’atenu
menunjukkan masyarakat Pelauw mewariskan nilai-nilai Syaidina Ali yang
terkenal berani dalam medan perang dengan pedangnya,” ujar Rusman.
Saat
ritual ma’atenu dilakukan, pukul 06.30 Wit, kaum pria dari rumahnya
pergi menuju rumah soa (marga) atau rumah pusaka. Dalam perjalanan,
umumnya mereka berada dalam kondisi trans (ka’a atau dikenal dengan
sebutan kapitan) sambil memperlihatkan kekebalan dan ketahanan tubuh
menghadapi senjata tajam lewat atraksi cakalele.
Ka’a
adalah kondisi raga yang kebal dari berbagai jenis senjata tajam.
Syarat melakukan ritual ini, senjata tajam yang digunakan haruslah
setajam mungkin, karena jika tidak justru membuat badan menjadi sakit.
Uniknya, tubuh mereka yang dipotong tidak meninggalkan luka. Kalaupun
ada hanya berupa garisan bekas sayatan benda tajam.
Dari
rumah soa, para pria yang sudah digunduli kepalanya itu berziarah ke
makam para leluhur yang oleh warga setempat disebut Keramat. Prosesi
pelaksanaannya terbagi dalam tiga kelompok besar yang menghimpun 13 soa
di negeri Pelauw. Tiga kelompok ini pergi menuju tiga jurusan yang
terdapat Keramat yakni makam para upu yang diyakini sebagai Wali Allah,
yakni orang-orang suci yang menyiarkan agama Islam.
Jurusan
pertama dikenal dengan Keramat Matasiri atau Latu Rima terdiri atas soa
Sahubawa, Talaohu, Latuconsina, Latupono, dan Latuamury. Jurusan kedua
yakni Keramat Waelurui terdiri atas soa Salampessy, Tuakia, Tualepe,
Angkotasan, dan Tuankotta. Sedangkan jurusan ketiga Keramat Hunimoki
atau Waelapia terdiri dari soa Tualeka, Tuahena, dan Tuasikal.
Dalam
pelaksanaan ritual adat penuh magis ini, bukan saja kaum pria dari
Pelauw, sejumlah pemuda dari negeri tetangga khususnya negeri-negeri
adat Hatuhaha seperti Rohomoni dan Kabauw juga ikut ambil bagian.
Hadirnya para pemuda dari negeri tetangga ini karena berdasarkan
sejarah, moyang-moyang di Hatuhaha bersaudara dan mendirikan kampung
secara terpisah yakni Pelauw, Kailolo, Kabauw, dan Rohomoni. Satu negeri
lainnya yakni Ulaliuw juga adalah saudara empat negeri ini namun
beralih agama dari Islam ke Kristen saat masa penjajahan Belanda.
Sesampainya
di Keramat, tetua adat memberi sesembahan berupa pinang, daun sirih,
dan kapur. Setelah sesembahan diletakan ditempatnya, tetua adat membakar
damar dan berdoa kepada leluhur. Terdengar sesekali para kapitan
meneriakan shalawat nabi. Sebelum kembali lagi ke kampung, para pemuda
memakan perbekalan yang dibawa dan dimandikan oleh para kapitan di
sungai. Dalam perjalanan pulang, seluruh peserta ma’atenu
mempertontonkan kebolehannya membacok anggota tubuhnya di sepanjang
perjalanan.
Untuk
sampai ke Keramat, peserta ma’atenu harus menempuh perjalanan dengan
jalan kaki untuk pergi dan pulangnya. Keramat terjauh adalah Keramat
Waelurui berjarak sekitar sembilan kilometer dan terdekat adalah Keramat
Waelapia sekitar lima kilometer.
Setelah
semua prosesi adat dijalankan di Keramat, sekitar pukul 15.00 Wit,
kelompok Matasiri yang mengambil rute dari arah barat muncul di halaman
mesjid dengan tabuhan genderang perang membuat suasana menjadi panas.
Selang 30 menit kemudian, kelompok Waelurui dari arah timur muncul
dengan genderang perang yang tidak kalah ramai. Hiruk-pikuk ini membuat
warga Pelauw yang menonton baik pria maupun wanita ikut histeris.
Kelompok
Waelapia muncul terakhir dari arah timur membuat suasana bertambah
panas dan merinding. Peragaan cakalele ini akhirnya berakhir di
pelataran mesjid. Untuk menghilangkan pengaruh kapitan yang masih
melekat atau membekas, ibu-ibu dari masing-masing soa menyarungkan kain
ma’alahe ke leher masing-masing pria yang ikut ma’atenu.
Sekretaris
Negeri Pelauw Awaludin Angkotasan (66), mengatakan, tidak selamanya
peserta ma’atenu kebal terhadap senjata tajam. Ada pantangan atau
larangan tertentu yang tidak boleh dilanggar. Awaludin bahkan punya
pengalaman sendiri ketika terluka saat mengikuti ma’atenu.
Saat
itu dia berusia 13 tahun. Bersama sembilan rekannya, sesampai di
Keramat mereka ditugaskan menjaga bekal makanan pasukan ma’atenu. Karena
lapar, dia bersama kesembilan rekannya itu memakan bekal pasukan tanpa
seijin kapitan. Saat kapitan datang dan mendapati mereka sudah makan
lalu mengatakan “Kalian jangan cakalele saat pulang dari Keramat sampai
ke kampung,” katanya menirukan larangan kapitan saat itu.
Karena
tidak patuh, dia dan kesembilan rekannya terluka. “Para pejuang
ma’atenu bisa terluka jika ada kesalahan, misalnya tidak ada ijin dari
orang tua atau ada petunjuk tapi dilanggar. Setiap pelaksanaan ma’atenu
pasti ada yang luka tapi jumlahnya sangat sedikit, itupun tidak sampai
meninggal,” kata Awaludin sambil memperlihatkan bekas luka di perutnya.
Asal Usul Gandong (PELA) & Tonggak Sejarah Terbentuknya Pela Beinussa Amalatu – Hatuhaha Amarima
Asal usul gandong (Pela) yang ditulis sesuai aslinya yang ada di negeri Hulaliu.
Tonggak Sejarah Terbentuknya Pela Beinussa Amalatu – Hatuhaha Amarima
Tonggak sejarah yang menandai hubungan pela antara kedua masyarakat, adalah Perang Alaka (Sebagian menyebutnya sebagai Perang Hatuhaha Pertama) yang terdjadi pada tahun 1571 antara Hatuhaha dengan Portugis. Dan Perang Hatuhaha ke-dua yang terdjadi pada tahun 1637 antara Hatuhaha dengan Belanda. Dalam Perang Hatuhaha Pertama, Tuhaha mengirim kan bala bantuan malesi-malesi yang di ambil dari sembilan soa, yang dipimpim oleh Kapitan Aipassa, Patilapa dan Soumaha. Peperangan terjadi di daerah-daerah Kabau, Kailolo, Rohomoni dan jalan-jalan menuju Alaka. Setelah peperangan selesai, diadakan konsolidasi oleh kapitan-kapitan Tuhaha. Hasilnya bahwa malesi-malesi yang mewakili Soa Sopake dan Amahutai dinyatakan tewas seluruhnya dalam pertempuran tersebut. Tercatat marga-marga yang gugur dalam pertempuran tersebut, antara lain Sipalasi, Tulhandatul, Nustan, Matahelemual, Mataheloya, Makitabessy, Pakalesja, Latuhenakawan, Tomulya, Tehupatawa, Halatua, Nanuasa, Tehunawan, Peilekenon, Kisaulija dan Onasaa, bersama marga lainnya yang tidak dijelaskan sampai hari ini. Semua malesi dari Tuhaha dikuburkan pada suatu tempat khusus yang bernama Ama Hatuhaha Tuhaha di Alaka.
Dengan peristiwa itu, maka pada tahun 1571 Hatuhaha Amarima mengankat sumpah dengan Tuhaha sebagai Orang bersaudara, yang kemudian diabadikan sebagai Pela Darah atau Bata Karang. Setengah abad lebih kemudian, tepatnya pada tanggal 5 maret 1637, pecah Perang Hatuhaha Kedua yaitu perang antara Kerajaan Hatuhaha dengan Belanda.
Disebutkan, perang ini dilakukan oleh Belanda melalui empat tahapan penting hingga akhirnya mencapai jantung pusat pertahanan Hatuhaha di Alaka.
Pertama, pihak Belanda dipimpin olhe Caan dan Deutekon mendarat di Kabau dengan menggunakan delapan kora-kora. Pertempuran ini terjadi hanya di sekitar Pantai Kabau, dan berhasil menduduki daerah Kabau.
Kedua, melakukan penyerangan ke Kialolo dengan mengerahkan 1016 prajurit yang terbagi kedalam tiga kelompok yang dipimpin olhe Major Piere du Cams.Mereka menyusuri gunung-gunung terjal dan batu-batu karang yang tajam. Belanda akhirnya menduduki markas-markas pertahanan yang dibangun di Kailolo. Disebutkan, dalam pertempuran ini banyak rakyat Kailolo yang mendjadi korban. Rumah-rumah dibakar, dan benteng-benteng yang terbuat dari batu, habis dihancurkan.
Ketiga, melalukan penyarangan ke pusat Kerajaan Hatuhaha. Dalam penyarangan ini, Kerajaan Hatuhaha membangun pertahanan di lereng-lereng bukit. Mereka menggulingkan batu dan melempar Tentara Belanda dengan abu, sehingga jatuh korban di pihak musuh.
Dan keempat, Belanda menyerang dengan mendatangkan pasukan panah Alifuru sebanyak 385 orang yang dipimpin oleh Kapitan Sahulau, Sumeit dan Sisilulu.
Sedangkan pimpinan Kerajaan Hatuhaha adalah Kapitan Rambatu, Kapitan Ririasa dan Kapitan Tihulae. Dalam peperangan inilah Kerajaan Hatuhaha adalah mendapatkan bantuan dari Tuhaha sebagai tanda dari solidaritas pela. Pada tahun1638 Latu Ulisiwa Kapitan Aipassa mengirimkan bantuan malesi-malesi yang diambil dari tujuh soa yang ada di Tuhaha, dan dipimpin oleh Kapitan Sasabone, Kapitan Pattipeiluhu dan Kapitan Polattu. Namun, nasib tak beruntung dialami oleh pasukan Kapitan Pattipeiluhu. 30 anak buahnya gugur di medan perang sebagai bunga bangsa yang menghiasi Tanah Alaka hingga saat ini. Kapitan Pattipeiluhu ditangkap oleh Belanda dan diikat lalu dikurung dalam kurungan besi. Mendengar kabar kekalahan Kapitan Pattipeiluhu di Alaka, Kapitan Aipassa memutuskan untuk berangkat ke Alaka, dan memimpin peperangan bersama Kapitan Hatuhaha.
Setelah berjuang gigih menghadapi musuh, akhirnya Kapitan Pattipeiluhu dapat dibebaskan sehingga peperangan dilanjutkan dengan kepemimpinan trio Kapitan Hatuhaha, Kapitan Aipassa dan Kapitan Pattipeiluhu. Dengan kepemimipinan trio kapitan ini, pihak Belanda kemalangan akibat kocar-kacirnya pertahanan mereka. Disebutkan Belanda dapat dikalahkan, walaupun harus dibayar dengan gugurnya Kapitan Rambatu dan beberapa orang yang terlibat dalam peperangan tersebut. Dan rakyat Hatuhaha dapat menikmati kebebasan.
Demikianlah, peperangan ini kemudian semakin menambah eratnya hubungan Pela antara Tuhaha dan Amarima Hatuhaha. Perasaan senasib seperjuangan telah mengantarkan masyarakat dari kedua pulau yang dipisahkan oleh lautan itu, menjalin hubungan keakraban satu sama lain !
Tonggak sejarah yang menandai hubungan pela antara kedua masyarakat, adalah Perang Alaka (Sebagian menyebutnya sebagai Perang Hatuhaha Pertama) yang terdjadi pada tahun 1571 antara Hatuhaha dengan Portugis. Dan Perang Hatuhaha ke-dua yang terdjadi pada tahun 1637 antara Hatuhaha dengan Belanda. Dalam Perang Hatuhaha Pertama, Tuhaha mengirim kan bala bantuan malesi-malesi yang di ambil dari sembilan soa, yang dipimpim oleh Kapitan Aipassa, Patilapa dan Soumaha. Peperangan terjadi di daerah-daerah Kabau, Kailolo, Rohomoni dan jalan-jalan menuju Alaka. Setelah peperangan selesai, diadakan konsolidasi oleh kapitan-kapitan Tuhaha. Hasilnya bahwa malesi-malesi yang mewakili Soa Sopake dan Amahutai dinyatakan tewas seluruhnya dalam pertempuran tersebut. Tercatat marga-marga yang gugur dalam pertempuran tersebut, antara lain Sipalasi, Tulhandatul, Nustan, Matahelemual, Mataheloya, Makitabessy, Pakalesja, Latuhenakawan, Tomulya, Tehupatawa, Halatua, Nanuasa, Tehunawan, Peilekenon, Kisaulija dan Onasaa, bersama marga lainnya yang tidak dijelaskan sampai hari ini. Semua malesi dari Tuhaha dikuburkan pada suatu tempat khusus yang bernama Ama Hatuhaha Tuhaha di Alaka.
Dengan peristiwa itu, maka pada tahun 1571 Hatuhaha Amarima mengankat sumpah dengan Tuhaha sebagai Orang bersaudara, yang kemudian diabadikan sebagai Pela Darah atau Bata Karang. Setengah abad lebih kemudian, tepatnya pada tanggal 5 maret 1637, pecah Perang Hatuhaha Kedua yaitu perang antara Kerajaan Hatuhaha dengan Belanda.
Disebutkan, perang ini dilakukan oleh Belanda melalui empat tahapan penting hingga akhirnya mencapai jantung pusat pertahanan Hatuhaha di Alaka.
Pertama, pihak Belanda dipimpin olhe Caan dan Deutekon mendarat di Kabau dengan menggunakan delapan kora-kora. Pertempuran ini terjadi hanya di sekitar Pantai Kabau, dan berhasil menduduki daerah Kabau.
Kedua, melakukan penyerangan ke Kialolo dengan mengerahkan 1016 prajurit yang terbagi kedalam tiga kelompok yang dipimpin olhe Major Piere du Cams.Mereka menyusuri gunung-gunung terjal dan batu-batu karang yang tajam. Belanda akhirnya menduduki markas-markas pertahanan yang dibangun di Kailolo. Disebutkan, dalam pertempuran ini banyak rakyat Kailolo yang mendjadi korban. Rumah-rumah dibakar, dan benteng-benteng yang terbuat dari batu, habis dihancurkan.
Ketiga, melalukan penyarangan ke pusat Kerajaan Hatuhaha. Dalam penyarangan ini, Kerajaan Hatuhaha membangun pertahanan di lereng-lereng bukit. Mereka menggulingkan batu dan melempar Tentara Belanda dengan abu, sehingga jatuh korban di pihak musuh.
Dan keempat, Belanda menyerang dengan mendatangkan pasukan panah Alifuru sebanyak 385 orang yang dipimpin oleh Kapitan Sahulau, Sumeit dan Sisilulu.
Sedangkan pimpinan Kerajaan Hatuhaha adalah Kapitan Rambatu, Kapitan Ririasa dan Kapitan Tihulae. Dalam peperangan inilah Kerajaan Hatuhaha adalah mendapatkan bantuan dari Tuhaha sebagai tanda dari solidaritas pela. Pada tahun1638 Latu Ulisiwa Kapitan Aipassa mengirimkan bantuan malesi-malesi yang diambil dari tujuh soa yang ada di Tuhaha, dan dipimpin oleh Kapitan Sasabone, Kapitan Pattipeiluhu dan Kapitan Polattu. Namun, nasib tak beruntung dialami oleh pasukan Kapitan Pattipeiluhu. 30 anak buahnya gugur di medan perang sebagai bunga bangsa yang menghiasi Tanah Alaka hingga saat ini. Kapitan Pattipeiluhu ditangkap oleh Belanda dan diikat lalu dikurung dalam kurungan besi. Mendengar kabar kekalahan Kapitan Pattipeiluhu di Alaka, Kapitan Aipassa memutuskan untuk berangkat ke Alaka, dan memimpin peperangan bersama Kapitan Hatuhaha.
Setelah berjuang gigih menghadapi musuh, akhirnya Kapitan Pattipeiluhu dapat dibebaskan sehingga peperangan dilanjutkan dengan kepemimpinan trio Kapitan Hatuhaha, Kapitan Aipassa dan Kapitan Pattipeiluhu. Dengan kepemimipinan trio kapitan ini, pihak Belanda kemalangan akibat kocar-kacirnya pertahanan mereka. Disebutkan Belanda dapat dikalahkan, walaupun harus dibayar dengan gugurnya Kapitan Rambatu dan beberapa orang yang terlibat dalam peperangan tersebut. Dan rakyat Hatuhaha dapat menikmati kebebasan.
Demikianlah, peperangan ini kemudian semakin menambah eratnya hubungan Pela antara Tuhaha dan Amarima Hatuhaha. Perasaan senasib seperjuangan telah mengantarkan masyarakat dari kedua pulau yang dipisahkan oleh lautan itu, menjalin hubungan keakraban satu sama lain !
Kamis, 24 Januari 2013
BETAPA PENTINGNYA ILMU MATERIAL
Posting saya kali ini mengenai teknik material yang sebagian besar orang mungkin tidak tahu.
awal mula saya memilih material antara ragu dan yakin masuk ke jurusan yang baru saya kenal ini.
Saya
kenal jurusan ini ketika salah seorang dosen material sedang
menjelaskan masalah prodi tersebut pada suaktu kesempatan dan hal itu
membuat saya sukses bingung memilih jurusan antara teknik perminyakan
ITB atau teknik material ITS nya,,,
Namun mungkin takdir sudah ditentukan Allah, saya tidak masuk di teknik perminyakan melainkan di material.
Kini
setelah satu semester lebih merasakan iklim belajar di Teknik Material,
saya merasa sebagai salah satu orang yang paling beruntung. Mengapa?
Karena saya telah ditempatkan di jalur yang cukup potensial dan cocok
dengan potensi dan kompetensi yang saya miliki. Kemampuan menganalisis
suatu hasil pengamatan fisik dan menuangkannya dalam bentuk kuantitatif
sangatlah diperlukan oleh seorang mahasiswa Teknik Material. Maka tak
pelak lagi, ilmu-ilmu semacam kalkulus, kimia dan fisika haruslah
dikuasai dengan baik.
Dalam
kesempatan kali ini saya ingin menulis tentang beberapa hal yang
menjadi bahasan di Teknik Material, tentunya hanya bersifat pengenalan
dan aplikatif. Hal ini dikarenakan saya melihat kebutaan masyarakat
kita akan Teknik Material, baik itu dari bahan kajiannya,
istilah-istilah umum, hingga prospek kerja dan peranannya di dunia
industri.
bismillah.....
BAB I : SIFAT-SIFAT MATERIAL
Dalam
sebuah pemilihan material yang cocok maka diperlukan pengetahuan akan
sifat dari material tersebut. Walaupun memang sudah ada standar baku
yang mengatur akan kandungan bahan-bahan pembentuk yang akan membangun
sifat material, namun keahlian untuk menentukan berdasarkan
metode-metode pengujian material sangatlah penting bagi seorang
material engineer.
Sifat-sifat (Properties) material yang dimaksud adalah :
- Sifat Mekanis
- Sifat Elektris
- Sifat Elektrokimia
- Sifat Magnetik
- Sifat Termal
- Sifat Enegetika
- Storage / Memory
Bila kita lihat kembali, maka sifat no.6 dan no.7 adalah masalah baru
dalam dunia material. Dalam arti, masalah tersebut muncul akibat
perkembangan teknologi yang baru terasa dampak besarnya akhir-akhir ini.
Terlebih pada hal Storage / Memory dari suatu material, dimana dalam hal ini akan dibahas akan kemampuan dari suatu material untuk menyimpan data.
Aplikasi dalam hal Storage / Memory dari suatu material salah satunya adalah flashdisk,
yang dimana saat ini dituntut agar bisa menyimpan data yang lebih
besar dan besar lagi. Maka dari itu, diperlukanlah suatu material yang
mampu menyimpan data berukuran besar di dalam volume yang seminimal
mungkin.
Yang akan banyak dibahas di sini adalah tentang mechanical properties
dari suatu material, maklum saja sebab penulis adalah mahasiswa baru
material yang memang belum berkompeten untuk menjelaskan lebih banyak.
BAB II : SIFAT MEKANIK MATERIAL
Agaknya
menyedihkan juga bagi pendidikan dasar dan menengah di Indonesia yang
kurang mengenalkan istilah-istilah dunia material. Sebagai contohnya
adalah masih simpang-siurnya jawaban tentang apa itu kekuatan, kekerasan, keuletan, getas, dan ketangguhan dari suatu material.
Kekuatan
adalah kemampuan suatu material dalam menerima beban, semakin besar
beban yang mampu diterima oleh material maka benda tersebut dapat
dikatakan memiliki kekuatan yang tinggi. Dalam kurva stress-strain kekuatan (strength) dapat dilihat dari sumbu-y (stress), semakin tinggi nilai stress-nya maka material tersebut lebih kuat. Untuk memperjelas, silakan lihat kurva stress vs strain (tegangan vs regangan) berikut :
Kurva yang diberi label strongest (terkuat) digambarkan sebagai kurva yang memiliki nilai sb-y tertinggi. Kemudian kurva yang diberi label Toughest adalah kurva yang memiliki nilai ketangguhan tertinggi. Ketangguhan suatu material dapat dilihat dari luas daerah sibawah kurva stress-strain nya. Semakin besar luas daerah di bawah kurva, maka material tersebut dikatakan semakin tangguh. Lalu untuk keuletan material digambarkan dari kurva yang diberi label most ductile. Keuletan menggambarkan bahwa material tersebut sulit untuk mengalami patah (fracture) yang dalam kurva dapat dilihat sebagai kurva yang memiliki nilai sumbu-x (strain / regangan) tertinggi.
Ada beberapa lagi sifat mekanik material diantaranya kekerasan dan getas. Kekerasan
dapat diartikan ketahan suatu material terhadap deformasi lokal,
misalkan ketahanan terhadap goresan. Bila suatu material digores maka
yang akan menerima beban adalah bagian permukaannya saja bukan
keseluruhannya, itulah mengapa goresan dikatakan hanya menghasilkan
deformasi lokal. Selanjutnya sifat getas dari suatu material dapat diartikan ketidakmapuan suatu material untuk berdeformasi plastis. Material yang getas berarti bila diberi suatu beban dia hanya akan berdeformasi elastis, dan selanjutnya akan mengalami patah (fracture).
Mengetahui
tentang sifat mekanik suatu material sangatlah penting terutama dalam
pemilihan material yang akan dipakai dalam kehidupan sehari-hari.
Misalkan kita disuruh memilih jenis baja
yang akan digunakan untuk membuat jembatan, maka hal terpenting yang
harus kita perhatikan adalah bahan yang kita pilih haruslah kuat, dalam
arti dia tidak akan mudah mengalami deformasi plastis. Bayangkan saja
bagaimana bila kita salah memilih bahan, tentunya nanti jembatan yang
kita buat akan memiliki lintasan melengkung seperti lintasan skateboard, tentunya hal ini bukanlah hal yang lucu.
BAB III : PERUBAHAN FASA DALAM CAMPURAN LOGAM
Kita
sedikit saja membahas tentang ini, sebab sampai saat tulisan ini
dibuat, penulis masih menyelesaikan kuliah tentang bab ini.
Bila dua atau lebih logam dicampur dengan komposisi masing-masing tertentu maka akan menghasilkan berbagai fasa
yang tentunya setiap fasa akan memiliki sifat yang berbeda dari fasa
yang lainnya. Terbentuknya berbagai jenis fasa ini selain dipengaruhi
oleh komposisinya, juga dipengaruhi oleh suhu. Untuk lebih jelasnya
silakan lihat diagram fasa berikut :
α menggambarkan sifat dari logam A yang didalamnya terlarut logam B, dan β menggambarkan sifat logam B yang didalamnya terlarut logam A. Liquid berarti menggambarkan fasa yang terbentuk berupa cairan, dan fasa α + β menggambarkan fasa padat yang didalamnya terdiri dari logam A dan logam B dalam berbagai komposisi.
Yang cukup menarik di sini adalah saat kita melihat titik eutektik diagram fasa di atas, dalam diagram di atas titik eutektik ditandai dengan X.
Pada saat campuran berada di titik eutektik maka campuran ini akan
mudah berubah dari fasa cair ke fasa gas dan juga sebaliknya bila kita
merubah temperaturnya.
Contoh
pengaplikasian dari materi ini adalah dalam pembuatan bahan CD atau
DVD, yang dimana dalam proses pemasukan datanya diperlukan proses Burning,
yaitu pemanasan/pembakaran dengan infra-merah. Tentunya bahan CD/DVD
tersebut haruslah dibuat pada komposisi eutektiknya agar bila
dipanaskan, dia akan berubah menjadi cairan dan data bisa dimasukkan,
kemudian saat burning selesai akan berubah kembali menjadi padat
dan data tak mudah hilang. Ini juga alasannya kenapa CD/DVD jangan
sampai terkena sinar matahari langsung apalagi dalam waktu yang relatif
lama.
BAB IV : KESIMPULAN
Saya
sadar yang saya tampilkan di sini sangatlah sedikit dan tidak mewakili
ilmu material itu seutuhnya, namun saya berharap dari sedikit
pemaparan ini para pembaca nantinya minimal mengenal apa itu Teknik
Material, apa saja yang dipelajari di dalamnya, dan apa kontribusi ilmu
material dalam kahidupan sehari-hari (aplikasi dan juga prospek).
PROSPEK
Dalam industri besi T.Material itu berperan sebagai “backbone” dalam industri besi dan baja, macam di PT Krakatau Steel dsb. Dalam industri2 lainnya seperti pertambangan, minyak, atau konstruksi bangunan T.Material berperan sebagai “supporting unit”. Yang paling sering perannya adalah di bidang pemilihan bahan dan maintenance. Contoh dari maintenance misalnya; perawatan pipa minyak agar tahan dari korosi, perkiraan waktu pakai maksimum suatu pipa atau bahan2 lainnya dan analisis kegagalan suatu bahan.
Contoh dari pemilahan bahan misalnya; penentuan jenis bahan pipa untuk distribusi minyak, dalam hal ini perlu dilihat dari segi efisiensi penggunaan material tersebut, seberapa mahal harganya, selama apa penggunaannya dan sekuat apa daya tahannya.
Lalu peluang lain yg bisa dilakukan oleh sarjana T.Material adalah menjadi konsultan dari perusahaan2 dalam menentukan jenis material. Memang dalam masalah minyak, sarjana perminyakan sedikit menguasai ttg ini, lalu sama halnya dengan masalah konsruksi yg berkaitan dg sipil. Tapi, T.Material saat ini sudah mendapat kepercayaan lebih dari banyak perusahaan dalam hal konsultasi masalah pemilahan material.
Jadi peluang T.Material begitu besar baik itu di perusahaan internasional maupun nasional, bahkan bila anda mau berwirausaha-pun.
PROSPEK
Dalam industri besi T.Material itu berperan sebagai “backbone” dalam industri besi dan baja, macam di PT Krakatau Steel dsb. Dalam industri2 lainnya seperti pertambangan, minyak, atau konstruksi bangunan T.Material berperan sebagai “supporting unit”. Yang paling sering perannya adalah di bidang pemilihan bahan dan maintenance. Contoh dari maintenance misalnya; perawatan pipa minyak agar tahan dari korosi, perkiraan waktu pakai maksimum suatu pipa atau bahan2 lainnya dan analisis kegagalan suatu bahan.
Contoh dari pemilahan bahan misalnya; penentuan jenis bahan pipa untuk distribusi minyak, dalam hal ini perlu dilihat dari segi efisiensi penggunaan material tersebut, seberapa mahal harganya, selama apa penggunaannya dan sekuat apa daya tahannya.
Lalu peluang lain yg bisa dilakukan oleh sarjana T.Material adalah menjadi konsultan dari perusahaan2 dalam menentukan jenis material. Memang dalam masalah minyak, sarjana perminyakan sedikit menguasai ttg ini, lalu sama halnya dengan masalah konsruksi yg berkaitan dg sipil. Tapi, T.Material saat ini sudah mendapat kepercayaan lebih dari banyak perusahaan dalam hal konsultasi masalah pemilahan material.
Jadi peluang T.Material begitu besar baik itu di perusahaan internasional maupun nasional, bahkan bila anda mau berwirausaha-pun.
Terima
kasih telah membaca tulisan ini, bila anda menemukan suatu kesalahan
silakan langsung beritahu saja malalui komentar. Bagi anda yang ingin
bertanya tentang dunia material pun silakan tulis saja, Insya Allah
bila saya bisa, akan saya jawab. Dan bila pertanyaan itu sudah terlalu
jauh dari kapabilitas saya maka saya akan berusaha bertanya pada orang
yang tepat.
Semoga postingan ini bermanfaat bagi teman teman
ENGINEERING IS NOTHING WITHOUT MATERIAL
PEMILIHAN VALVE ( TEKNIK SIPIL )
a. Ball ValveSecara umum ball valve dipakai untuk keperluan on/off. Ball valve tidak boleh digunakan untuk keperluan regulasi/throttling. Ball valve yang mengalirkan fluida/hidrokarbon yang mudah terbakar harus berupa “Fire Safe Design†sesuai dengan API 6FA (trunion) atau API 607 (floating).
b. Butterfly ValveButterfly valve tidak boleh digunakan pada produk hidrokarbon dan hanya digunakan untuk kelas di bawah ANSI 150, kecuali kondisi penutupan yang sempurna tidak diperlukan.
c. Check ValveCheck valve tidak boleh dipasang pada aliran turun vertikal. Pada aliran yang pulsatif , check valve jenis piston sebaiknya digunakan. Pada masa sekarang, check valve jenis wafer semakin banyak digunakan mengingat dimensinya yang kecil, dan ringan dibandingkan jenis swing.
d. Gate ValveGate Valve umumnya dipakai untuk aplikasi on/off atau untuk keperluan isolasi, small drain, dan venting. Gate valve tidak direkomendasikan untuk digunakan pada aplikasi regulasi/throttling.
e. Globe ValveGlobe Valve umumnya digunakan untuk aplikasi throttling/ regulasi, by-pass control valve, drain line, atau sample connections. Globe valve dengan ukuran lebih besar dari 6†sebaiknya tidak dipakai, kecuali untuk kondisi tertentu yang spesial.
f. FITTINGS
Fittings diperlukan untuk mengubah arah baik 450 maupun 900, dan melakukan percabangan, maupun merubah diameter aliran. Ada beberapa cara penyambungan fittings, yaitu:
a. Butt-weld (BW)Digunakan pada secara luas untuk proses, keperluan umum, dsb. Cocok untuk pipa dan fitting berukuran besar (2†dan lebih besar), dengan reliabilitas yang tinggi (leak-proof). Prosedur fabrikasinya adalah dengan menyatukan masing-masing ujung sambungan (bevel), diluruskan (align), tack-weld, lalu las kontinu. Beberapa contoh fitting yang menggunakan BW antara lain:
- BW Tee, dipakai untuk membuat percabangan 900 dari pipa utama. Cabang dapat berukuran lebih kecil (reduced tee) atau sama dengan pipa utama (equal tee)
- Stub-in digunakan untuk membuat cabang langsung ke pipa utama. Cabang berukuran lebih kecil.
- Weldolet digunakan untuk membuat percabangan 900 pada pipa utama.
- Elbolet digunakan untuk membuat percabangan tangensial pada suatu elbow.
- Sweepolet digunakan untuk membuat percabangan 900. Umumnya dipakai pada pipa transmisi dan distribusi (pipe line system)
b. Socket-weld (SW)SW digunakan untuk ukuran kecil (dibawah 2â€). Ujung pipa dibuat rata, lalu didorong masuk ke dalam fitting, valve atau flange. Dibandingkan dengan BW, SW memiliki kelebihan dalam hal penyambungan dan pelurusan yang lebih mudah, terutama untuk ukuran kecil. Tetapi, adanya sisa jarak 1/16 in antara pertemuan ujung pipa dan fittings, valve, atau flange dapat menyebabkan kantung cairan. Penggunaan SW juga dilarang per ASME B31.1.0-1967 jika terdapat erosi atau korosi cresive.
Beberapa contoh SW fittings:
- Ful-coupling untuk menyambung pipa ke pipa
- Swage Nipples (Plain Both Ends/PBE) digunakan untuk menyambung SW item ke BW pipa atau fitting berukuran lebih besar
- SW Elbow digunakan untuk menghasilkan perubahan arah 900 atau 450.
- Nipolet digunakan untuk sambungan ke valve berukuran kecil.
- SW Tee dipakai untuk membuat percabangan 900 dari pipa utama. Cabang dapat berukuran lebih kecil (reduced tee) atau sama dengan pipa utama (equal tee)
- Sockolet digunakan untuk membuat percabangan 900 pada pipa utama.
- SW elbowlet digunakan untuk membuat percabangan tangensial pada suatu elbow
c. ScrewedSeperti SW, screwed piping digunakan untuk pipa berukuran kecil. Umumnya tidak dipakai untuk proses, meskipun mungkin pressure-temperature ratingnya memenuhi. SW dan screwed fitting umumnya berkelas 2000, 3000, dan 6000 PSI.
d. Quick Connector and CouplingsDigunakan baik untuk koneksi permanen atau sementara, tergantung pada kondisi servis, dan jenis sambungan. Biasanya cocok dipakai pada saat perbaikan jalur, dan modifikasi proses.
g. CONTOH SPESIFIKASI PERPIPAAN
Diberikan contoh kondisi seperti berikut:
Fluida : Hidrokarbon (gas atau cair)
Corrosion Allowance : 1.5 mm
Tekanan (Ope/Des) : 50/150 psig
Suhu (Ope) : -500F (Des): -50/2000F
Buatlah suatu spesifikasi perpipaan yang memenuhi pemakaian dengan kondisi di atas.
a. Piping Material
Berdasarkan Tabel.1 kondisi suhu seperti di atas, dimana sistem perpipaan didisain untuk mampu menahan suhu terendah –500F, maka pipa LTCS A-333 Gr.6 dipilih karena paling memenuhi kondisi tersebut. Mengikuti jenis material tersebut, dipilih A420 WP L-6 fitting material, A-350 LF2 Flange, A320-L7 Bolts, dan A-194-4 Nuts.
b. Pressure Temperature Rating
Dari ASME B16.5 Tabel 1, material A350 LF-2 masuk kategori Group 1.1, seperti ditunjukkan pada Tabel.3 didapatkan nilai berikut:
Pressure (psig) | 285 | 285 | 260 | 245 |
Temperature (0F) | -50 | +100 | +200 | +250 |
Dari nilai di atas, jelas bahwa tekanan operasi dan disain masih di dalam batas MAWP yaitu 285 psig pada –500F. Nilai ini akan kita ambil sebagai input tekanan pada perhitungan ketebalan pipa. Dalam hal ini kita menganut prinsip full rating.
c. Perhitungan ketebalan pipa
Tabel dibawah ini mengetengahkan proses perhitungan ketebalan pipa. Patut dicatat bahwa untuk aplikasi hidrokarbon, screwed pipe fittings tidak dipakai. Lebih jauh lagi, pemilihan Sch.20 untuk NPS 8 – 24 inch mungkin dapat digantikan dengan Sch.40 atau STD yang lebih mudah ditemukan di pasaran.
Spesifikasi perpipaan yang diminta secara lengkap ditunjukkan pada lampiran 1.
h. REFERENSI
a. ASME B16.5a-1998 Pipe Flange and Flanged Fittings
b. ASME B31.3-2002 Process Piping
c. ASME B36.10 Welded and Seamless Wrought Steel Pipe
d. Escoe, Keith A., 1986, Mechanical Design of Process System, Gulf Publishing Company, Houston
e. Kannappan, Sam., 1985, Introduction to Pipe Stress Analysis, John Wiley & Sons, Toronto.
f. Kentish, D.N.W., 1982, Industrial Pipework, McGraw Hill, London
g. Sherwood, David R., Whistance, Dennis J., 1976, The Piping Guide, Syentek Book Company Inc, San Fransisco
h. Berbagai sumber.
Perjuangan Islam
Orang-orang
yang berpendapat bahwa setiap prinsip manapun yang dikenal umat
manusia dalam sejarahnya yang panjang, mungkin untuk berjuang menentang
segala macam keaniayaan, sebagaimana perjuangan yang telah dilakukan
Islam, atau dapat berdiri di samping orang-orang yang teraniaya
semuanya sebagaimana yang telah dilakukan Islam, atau dapat berteriak
di depan muka para tiran dan diktator-diktator yang sombong sebagaimana
yang telah dilakukan oleh Islam, maka orang yang berpendapat begini
amat tersalah, atau amat tergoda, atau amat tidak mengerti akan Islam.
Orang
yang berpendapat bahwa mereka itu orang Islam, tetapi mereka tidak
berjuang menentang keaniayaan dengan segala bentuknya, tidak
mempertahankan orang-orang yang teraniaya dengan sebaik-baiknya dan
tidak berteriak di depan muka para tiran dan diktator. Orang yang
berpendapat seperti ini amat tersalah sekali, atau mereka itu amat
munafik, atau amat tidak mengerti akan Islam.
Inti
Islam itu adalah gerakan pembebasan. Mulai dari hati nurani setiap
individu dan berakhir di samudera kelompok manusia. Islam tidak pernah
menghidupkan sebuah hati, kemudian hati itu dibiarkannya menyerah
tunduk kepada suatu kekuasaan di atas permukaan bumi, selain daripada
kekuasaan Tuhan Yang Satu dan Maha Perkasa. Islam tidak pernah
membangkitkan sebuah hati, lalu dibiarkannya hati itu sabar tidak
bergerak dalam menghadapi keaniayaan dalam segala macam bentuknya, baik
keaniayaan ini terjadi terhadap dirinya, atau terjadi terhadap
sekelompok manusia di bagian dunia manapun, dan di bawah penguasa
manapun juga.
Jika anda
melihat keaniayaan terjadi, bila anda mendengar orang-orang yang
teraniaya menjerit, lalu anda tidak menemui umat Islam ada di sana
untuk menentang ketidakadilan itu, menghancurkan orang yang aniaya itu,
maka Anda boleh langsung curiga apakah umat Islam itu ada atau tidak.
Tidak mungkin hati-hati yang menyandang Islam sebagai aqidahnya, akan
rela untuk menerima ketidakadilan sebagai sistemnya, atau rela dengan
penjara sebagai hukumnya.
Masalahnya,
Islam itu ada atau tidak ada. Kalau Islam itu ada maka ini berarti
perjuangan yang tidak akan henti-hentinya, jihad yang tidak ada
putus-putusnya, mencari syahid demi untuk menegakkan kebenaran,
keadilan dan persamaan. Kalau Islam tidak ada, maka di waktu itu yang
terdengar adalah bisikan do’a-do’a, bunyi tasbih yang dipegang di
tangan, jimat-jimat dengan do’a perlindungan, berserah diri dengan
harapan langit akan menghujankan rezeki dan kebaikan ke atas bumi,
menghujankan kemerdekaan dan keadilan. Langit tidak pernah menghujankan
hal-hal seperti ini. Tuhan tidak akan menolong suatu kelompok manusia
yang tidak mau menolong diri sendiri, orang yang tidak percaya kepada
keluarganya sendiri, dan tidak menjalankan hukum Tuhan tentang jihad dan
perjuangan:
“Allah tidak akan mengubah nasib suatu bangsa, sampai bangsa itu mengubah nasibnya sendiri.” (QS. Ar-Rad [13] : 11)
Islam
adalah aqidah revolusioner yang aktif. Artinya kalau ia menyentuh hati
manusia dengan cara yang benar, maka dalam hati itu akan terjadi suatu
revolusi: revolusi dalam konsepsi, revolusi dalam perasaan, revolusi
dalam cara menjalani kehidupan, dan hubungan individu dan kelompok.
Revolusi yang berdasarkan persamaan mutlak antara seluruh umat manusia.
Seorang tidak lebih baik dari yang lainnya selain dengan taqwa.
Berdasarkan kehormatan manusia, yang tidak meninggalkan seorang makhluk
pun di atas dunia, tidak suatu kejadian pun, dan tidak suatu nilai
pun. Revolusi itu berdasarkan keadilan mutlak, yang tidak dapat
membiarkan ketidakadilan dari siapa pun juga, dan tidak dapat merelakan
ketidakadilan terhadap siapa pun juga. Baru saja manusia merasakan
kehangatan aqidah ini, ia akan maju ke depan untuk merealisasikannya
dalam alam nyata dengan seluruh jiwanya. Ia tidak tahan untuk bersabar,
untuk tinggal diam, untuk tenang-tenang saja, sampai ia benar-benar
telah menyelesaikan realisasinya di alam nyata. Inilah pengertiannya
bahwa Islam itu suatu aqidah revolusioner yang aktif-dinamis.
Orang-orang
yang benar-benar beriman kepada Allah adalah orang-orang yang berjihad
di jalan Allah dengan sungguh-sungguh, kemudian mereka orang-orang
yang berjuang untuk menegakkan kalimat Allah yang tinggi. Kalimat Allah
di atas bumi ini tidak akan dapat tertegak, selain jika ketidakadilan
dan keaniayaan telah dihilangkan darinya sampai seluruh manusia itu
memperoleh persamaan seperti gigi sisir, di mana tidak ada salah
seorang pun yang lebih dari orang lain selain karena ketaqwaan.
Orang-orang
yang melihat ketidakadilan di sepanjang jalan, dan bertemu dengan
kesewenang-wenangan di setiap saat, dan mereka tidak menggerakkan
tangan maupun lidah, padahal mereka itu mampu untuk menggerakkan tangan
dan lidah. Mereka ini adalah orang-orang yang hatinya tidak digugat
oleh Islam. Jika hatinya tergugat oleh Islam tentulah mereka akan
berubah menjadi para mujahidin yang berjuang mulai dari saat api yang
suci itu menyentuh hati-hati yang rasional dan menyalakannya, dan
mendorongnya dengan dorongan yang kuat ke medan perjuangan.
Seandainya
jiwa nasionalisme mampu mendorong kita sekarang ini untuk berjuang
menentang penjajahan yang dibenci itu, seandainya jiwa kemasyarakatan
mampu mendorong kita hari ini untuk berjuang menentang kaum feudal yang
tidak berbudi dan kapitalisme yang memeras, seandainya jiwa kebebasan
individu mampu untuk mendorong kita sekarang ini untuk berjuang
menentang diktator yang melampaui batas dan ketidakadilan yang congkak,
maka jiwa Islam mengumpulkan penjajahan, feudalisme dan kediktatoran
di bawah sebuah nama, yaitu: ketidakadilan. Jiwa Islam mendorong kita
semua untuk memerangi segalanya itu, tanpa pikir-pikir dan tanpa
ragu-ragu, tanpa pembicaraan lagi dan tanpa dibeda-bedakan lagi. Itulah
salah satu ciri Islam yang besar di bidang perjuangan manusia untuk
menegakkan kemerdekaan, keadilan dan kehormatan.
Seorang
muslim yang telah merasakan jiwa Islam dengan hatinya, tidak mungkin
akan memberikan pertolongan kepada pihak penjajah, atau memberikan
bantuan kepada mereka, atau berdamai dengan mereka sehari pun, atau
berhenti berjuang melawan mereka, baik secara sembunyi-sembunyi atau
secara terang-terangan. Pertama-tama ia akan menjadi pengkhianat bagi
agamanya, sebelum menjadi pengkhianat terhadap tanah airnya, terhadap
bangsanya dan terhadap kehormatan dirinya. Setiap orang yang tidak
merasakan adanya rasa permusuhan dan kebencian terhadap kaum penjajah
dan tidak melakukan perjuangan menentang mereka sekuat tenaga, adalah
pengkhianat. Lalu bagaimana dengan orang yang mengadakan perjanjian
persahabatan dengan mereka? Bagaimana dengan orang yang mengadakan
persekutuan abadi dengan mereka? Bagaimana dengan orang yang memberikan
bantuan kepada mereka baik di zaman damai maupun di zaman perang?
Bagaimana dengan orang yang membantu mereka dengan makanan sedangkan
bangsanya sendiri kelaparan? Bagaimana dengan orang yang melindungi dan
menutup-nutupi mereka?
Seorang
muslim yang merasakan jiwa Islam dengan hatinya tidak mungkin akan
membiarkan kaum feudal yang tidak bermoral dan kaum beruang yang
menindas itu berada dalam keamanan dan ketenteraman. Ia akan
memberitahukan perbuatan mereka yang tidak punya rasa malu. Ia akan
menjelaskan kejelekan-kejelekan mereka. Ia akan berteriak di depan muka
mereka yang tidak bermalu itu. Ia akan berjuang menentang mereka dengan
tangan, dengan lidah dan dengan hati, dengan segala cara yang dapat
dilakukannya. Setiap hari yang dilaluinya tanpa perjuangan, setiap saat
yang dilaluinya tanpa pergelutan, dan setiap detik yang dilaluinya
tanpa karya nyata, dianggapnya sebagai dosa yang menggoncang hati
nuraninya, sebagai kesalahan yang membebani perasaannya, sebagai suatu
perbuatan kriminil yang hanya dapat dihapuskan dengan perjuangan penuh
dorongan, penuh kehangatan, penuh tolakan.
Setiap
muslim yang merasakan Islam dengan hatinya tidak akan mungkin
membiarkan diktator yang aniaya serta penguasa zalim yang tidak bermalu
bergerak di atas permukaan bumi, menjadikan manusia budak beliannya,
padahal tiap-tiap manusia dilahirkan oleh ibunya sebagai orang yang
merdeka. Tetapi orang Islam itu akan maju ke depan dengan jiwa dan
hartanya, untuk memperkenankan seruan Tuhannya yang menciptakannya dan
memberi rezeki kepadanya:
“Kenapa
kamu tidak berjuang di jalan Allah dan untuk kepentingan orang-orang
yang tertindas, yang terdiri dari laki-laki, wanita dan anak-anak
kecil, yang berkata, ‘Wahai Tuhan Kami! Keluarkanlah kami dari negara
yang penduduknya aniaya ini. Berikanlah kepada kami seorang penolong
dari sisi-Mu. Berikanlah kepada kami seorang pembantu dan sisi-Mu’.”
(QS. An-Nisa’ [4] : 75)
Jadilah
seorang Islam. Ini telah cukup untuk mendorongmu berjuang menentang
penjajahan dengan berani, mati-matian, penuh pengorbanan dan
kepahlawanan. Kalau Anda tidak dapat melakukannya, cobalah periksa
hatimu. Barangkali hati itu telah tertipu tentang hakekat imanmu. Kalau
tidak begitu, alangkah sabarnya Anda, karena tidak berjuang menentang
penjajahan.
Jadilah
seorang Islam. Ini saja telah cukup untuk mendorong anda berjuang
melawan segala bentuk ketidakadilan sosial, suatu perjuangan yang
dilakukan dengan terus-terang, penuh semangat, penuh dorongan. Kalau
Anda tidak melakukan hal ini, cobalah periksa hatimu. Mungkin hati itu
telah tertipu tentang hakekat imanmu. Kalau tidak begitu, kenapa Anda
menjadi demikian teganya untuk tidak berjuang melawan pencaplokan hak?
Jadilah
seorang Islam. Ini saja telah cukup untuk mendorong maju ke depan,
berjuang melawan ketidakadilan, dengan tekad yang teguh tanpa
memperdulikan kekuatan-kekuatan lawan yang hanya berupa kekuatan lalat,
tetapi oleh orang-orang lemah dikira merupakan halangan besar. Kalau
Anda tidak melakukan hal ini, cobalah periksa hatimu, mungkin ia telah
tertipu tentang hakekat imanmu. Kalau tidak begitu, kenapa Anda menjadi
demikian sabarnya dan teganya untuk tidak berjuang menentang
ketidakadilan?
Semua
prinsip yang terdapat di atas dunia ini, semua jalan pemikiran yang
terdapat di atas dunia ini, akan mengambil jalan yang berada-beda,
masing-masingnya mencari bidangnya sendiri-sendiri, untuk merealisasikan
keadilan, kebenaran dan kemerdekaan. Tetapi Islam berjuang di segala
bidang itu. Ia mencakup seluruh gerakan pembebasan. Ia menggerakkan
seluruh pejuang.
Kalau
orang-orang yang mempunyai prinsip dan jalan pemikiran mendasarkan
kekuatannya kepada kekuatan dunia yang cepat hilang, Islam mendasarkan
kekuatannya kepada kekuatan azali dan abadi. Orang orang Islam
melakukan perjuangan dengan hati yang penuh rindu untuk mencapai syahid
di bumi, agar ia beroleh kehidupan di langit:
“Sesungguhnya
Allah telah membeli jiwa dan harta orang-orang yang beriman, dengan
janji bahwa mereka itu akan mendapat surga. Mereka berjuang di jalan
Allah. Mereka membunuh dan terbunuh. Ini adalah suatu janji yang benar
yang terdapat dalam Taurat, Injil dan Al-Qur’an. Dan siapakah yang
lebih memenuhi janji dari Allah?” (QS. At-Taubah [9] : 111)
Andai Kamu Tahu..
Andai kamu tahu, bagaimana pedih dan perihnya perjuangan
menyebarkan Islam yang dijalani Rasulullah saw. dan para sahabatnya,
kamu akan sangat menghargai jerih payah mereka. Kamu akan bangga dengan
tetesan keringat, darah dan air mata Rasulullah dan para sahabatnya.
Kamu akan membayar usaha mereka dengan prestasi yang kamu tunjukkan,
juga dalam membela Islam.
Tahukah kamu, perjuangan Rasulullah saw. penuh dengan risiko. Dalam
suatu kesempatan Rasulullah saw. berhenti di depan rumah sejumlah
kabilah sembari berkata: “Wahai Bani Fulan, sesungguhnya aku ini adalah
Rasulullah untuk kalian, memerintahkan kalian untuk menyembah Allah dan
tidak menyekutukan-Nya dengan apa pun. Hendaklah kalian meninggalkan
penyembahan kepada selain-Nya sekaligus beriman kepadaku, membenarkanku,
dan membelaku sampai aku menjelaskan dari Allah wahyu-Nya yang dengan
itu Dia mengutusku.” (dalam Sirah Ibnu Hisyam)
Ketika itu paman beliau, Abu Lahab sedang berdiri di belakang beliau.
Dia menolak segala ucapan Nabi saw. sekaligus mendustakannya. Saat itu,
tak ada seorang pun yang mau menerima ajakan beliau. Mereka kemudian
berkata, “Kaummu saja, yang lebih mengetahui tentang siapa dirimu, tidak
mengikutimu.” Duh, orang terdekat saja malah mendustakan.
Teman, jika kamu bisa mengetahui dan memahami beratnya perjuangan di
masa awal-awal berkembangnya Islam, insya Allah kamu bisa lebih bijak
dalam hidup ini. Nggak asal aja. Bahkan nggak layak kalo sampe
meninggalkan ajaran Islam dan berpaling menyambut ideologi lain selain
Islam. Kagak bakalan deh. Sangat boleh jadi akan kamu pertahankan Islam
ini dengan harta dan nyawa sebagai taruhannya.
Sobat muda muslim, andai kamu tahu, dan juga paham bahwa ajaran Islam
mampu mengguncangkan hati setiap orang, insya Allah kamu bakalan
menjadikan Islam ini sebagai senjata dan obat penawar bagi rusaknya
kehidupan saat ini. Kamu pun berdiri sebagai pengembannya dan berjuang
sekuat tenaga.
Atas hidayah Allah Swt. dan dakwah Rasulullah yang gencar, maka orang
sekeras Umar bin Khaththab pun bertekuk lutut di hadapan Rasulullah
saw. dan menyatakan kesediaannya memeluk agama Allah ini. Dinding es
yang selama ini melindungi Umar dari kebenaran, ternyata mampu cair
dengan dakwah Islam yang diemban Rasulullah dan para sahabatnya. Andai
kamu tahu, maka tidak ada alasan buat kamu, untuk merasa risih dengan
kondisi kamu yang masih belum sempurna. Kamu bisa menjadi baik dengan
Islam. Yakinlah. Kondisi kamu yang jauh dari nilai Islam jadikan sebagai
masa lalu kamu, tapi bersinar dengan Islam adalah masa depanmu.
Seperti halnya saat Khalid bin Walid akan memeluk Islam. Ia menyadari
betul posisi dirinya yang pernah menjadi panglima perang kaum Quraisy
dan sempat berhadapan dengan kaum muslimin di Perang Uhud. Sangat boleh
jadi jika diukur dengan hawa nafsu, beliau akan gengsi bin keki. But,
karena ajaran Islam jauh lebih mempesona, akhirnya Khalid pun mengucap
dua kalimah syahadat. Bahkan di kemudian hari ia menjadi panglima perang
Islam yang berhasil menaklukan Romawi. Masih ingat kata-kata heroik
beliau ketika mengancam panglima perang Romawi dengan kata-katanya yang
tajam, “Kalau kalian tidak tunduk, akan aku kirim pasukan yang mencintai
kematian sebagaimana pasukan kalian mencintai hidup!”? Subhanallah. Dan
andai kamu tahu, kamu pun insya Allah bisa menjadi pembela dan pejuang
Islam yang tangguh. Kamu bisa meneladani Khalid bin Walid ra.
Sobat muda muslim, andai kamu tahu dan juga paham, bahwa Islam adalah
agama yang mencerahkan kehidupan manusia, insya Allah kamu akan berdiri
paling depan sebagai pejuang dan pembelanya. Seperti ketika Usamah bin
Zaid, yang menjadi panglima perang di usianya yang baru genap 18 tahun.
Semangat Usamah patut kita teladani. Gimana nggak, usia belia ternyata
bukan halangan utuk menjadi orang yang hidupnya semata untuk Islam. Usia
muda, bukan halangan bagi Usamah untuk minder, tapi ia bahkan menjadi
orang yang bertanggung jawab sebagai pemimpin pasukan Islam. Padahal
bro, di situ banyak para veteran Perang Badar seperti Abu Bakar, Umar
bin Khaththab, Usman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, dan masih banyak
lagi para sahabat Rasulullah yang usianya beda jauh dengan Usamah.
Subhanallah, mencintai Islam dengan sepenuh hati adalah nafas yang
dihembuskan dalam hidup Usamah. Pemuda perkasa yang menjadi pejuang dan
pembela Islam. Kita semua yakin, andai kamu tahu bahwa Islam adalah
agama yang sempurna dan paripurna, dan kamu yakini sepenuh hatimu, insya
Allah semangatmu untuk membela Islam nggak pernah luntur. Bahkan kian
hari akan semakin meneguhkan pendirianmu. Ya, sekali lagi, andai kamu
tahu, dan juga paham tentang Islam.
Sobat, andai kamu tahu semangatnya Abdullah Ibnu ‘Umar, insya Allah
kamu pun ingin seperti dia. Di usianya yang menginjak 13 tahun, sudah
kebelet ingin ikut berjihad bersama Rasulullah saw. Jihad baginya adalah
impian yang sejak lama berusaha ia wujudkan jadi kenyataan. Maka,
beliau bersama al-Barra’ ngotot ingin berperang (jihad) bersama pasukan
Rasulullah dalam perang Badar. Namun oleh Rasulullah saw. ditolak karena
masih kecil. Untuk sementara impiannya belum terwujud jadi kenyataan.
Tahun berikutnya pada perang Uhud, beliau tetap ditolak, hanya al-Barra’
yang boleh ikut. Barulah keinginannya yang tak tertahankan itu
terpenuhi pada saat perang Ahzab, Rasul memasukkannya ke dalam pasukan
kaum Muslim yang akan memerangi kaum Musyrik (Shahih Bukhari jilid VII,
hal. 226 dan 302).
Sobat muda muslim, andai kamu tahu bahwa Islam pernah merambah hampir
sepertiga dunia, pastinya kamu bakal bangga dengan Islam. Yup, Islam
pernah berjaya dan hampir seluruh daratan di bumi ini terwarnai dengan
Islam. Itu semua berkat jerih payah para pendahulu kita dalam
menyebarkan Islam.
Kamu kenal Thariq bin Ziyad? Beliaulah penakluk Spanyol. Dikisahkan, sesaat setelah armada tempur lautnya merapat di pantai, beliau berdiri di atas bukit karang dan berpidato. Dalam pidatonya yang berapi-api itu, beliau memerintahkan pembakaran kapal-kapal yang telah membawa seluruh awak pasukannya dari Afrika pada 711 M, kecuali beberapa pasukan kecil yang diminta pulang untuk meminta bantuan kepada Khalifah.
Pidato ‘kontroversial’ itu karuan aja membuat pasukannya keheranan.
Namun beliau mengatakan, “Kita datang ke sini tidak untuk kembali. Hanya
dua pilihan; menaklukkan negeri ini dan menetap di sini serta
mengembangkan Islam, atau kita semua binasa (syahid).” Subhanallah,
sungguh mengagumkan.
Tak ayal lagi, itu membuat pasukannya bangkit dan segera menyusun
kekuatan untuk menggempur pasukan Spanyol yang terkenal kuat. Atas
pertolongan Allah Swt. pasukan Raja Rhoderick yang berkekuatan 100.000
pasukan tumbang di tangan pasukan kaum muslimin yang hanya berjumlah
7000 pasukan ditambah 5000 pasukan susulan. Spanyol kemudian berkembang
pesat, dan bahkan sempat menjadi pusat pemerintah Islam. Spanyol menjadi
center of excellent. Sekarang, Islam di Spanyol tinggal kenangan.
Menyedihkan.
Andai kamu tahu bahwa di tanah Uzbekistan, negeri yang kini dipimpin
oleh Islam Karimov, tengah terjadi pembantaian para aktivis Islam oleh
rejim Karimov, pastinya kamu bakalan geram dan gelisah. Hasrat hatimu
kuat ingin membela nasib saudara kita yang tertindas. Uzbekistan dan
sekitarnya adalah negeri para periwayat hadis kesohor, di antaranya Imam
Bukhari dan Imam Nasa’i. Sayangnya, banyak kaum muslimin yang cuek
dengan kenyataan ini. Siapa yang mau menolong mereka selain kita semua?
Sobat muda muslim, andai kamu tahu kondisi sehari-hari di Palestina,
pastinya kesedihan, keharuan, dan kekesalan bercampur jadi satu. Aksi
tentara Yahudi Israel yang doyan menjagal rakyat Palestina, harusnya
membakar semangat untuk membela saudara kita dan menghancurkan
serdadu-serdadu Yahudi. Saatnya kita belajar kepada keberanian
Shalahuddin al-Ayubi yang merebut kembali Palestina dari tangan pasukan
salib Eropa.
Andai kamu tahu, bahwa kapitalisme dan sosialisme (termasuk komunisme) adalah ideologi sesat dan menyesatkan, niscaya kamu nggak bakalan tergoda untuk meyakini dan memperjuangkannya. Sebaliknya, kamu akan menyingkirkan ideologi itu dari kehidupanmu, dan menegakkan ideologi Islam. Pasti!
Andai kamu tahu, bahwa kapitalisme dan sosialisme (termasuk komunisme) adalah ideologi sesat dan menyesatkan, niscaya kamu nggak bakalan tergoda untuk meyakini dan memperjuangkannya. Sebaliknya, kamu akan menyingkirkan ideologi itu dari kehidupanmu, dan menegakkan ideologi Islam. Pasti!
Kita sebagai pejuang
Sobat muda muslim, andai kamu tahu dan menyadari bahwa kemunduran umat Islam ini adalah karena kaum muslimin meninggalkan agamanya, niscaya akan berupaya sekuat tenaga untuk selalu terikat dengan ajaran Islam. Kita mundur setelah kita mencampakkan Islam. Setelah kita nggak menjadikan Islam sebagai ideologi. Tapi sayang banget, kaum muslimin saat ini nggak ngeh kalo sekarang justru tengah menderita. Celaka dua belas euy!
Saat ini, kaum muslimin gandrung banget dengan pemikiran dan budaya yang disebar musuh-musuh Islam. Maklumlah, kemasan yang ditawarkan amat menggiurkan. Itu sebabnya, jangan kaget kalo ada remaja yang gampang hadir di acara konser musik meski kudu membayar dengan harga mahal, ketimbang duduk bersila dengerin ceramah di masjid. Aneh kan?
Banyak banget yang punya cita-cita jadi seleb ketimbang jadi
pengemban dakwah. Sangat boleh jadi karena profesi sebagai seleb identik
banget dengan beken dan tajir. Sementara jadi pengemban dakwah, imejnya
jelek banget. Bahkan seringkali identik dengan kemiskinan. Udah gitu
tampilannya kuleuheu alias kumuh. Pake sarungan mulu, pake peci, dan
juga bawa tasbih. Waduh, padahal nggak selalu kudu tampil begitu kan?
Gambaran seperti inilah yang ikut ngasih cap jelek buat Islam. Maklumlah
kalo jadi seleb pujian kerap hadir, sampe di panggung pun dilempar pake
bunga segala. Eh, begitu ustadz yang ‘manggung’ dilempar pake bunga
juga seh, tapi lengkap dengan potnya. Gubrak!
Seringkali kajian Islam itu nggak menarik minat orang untuk datang dan dengerin (*bab thaharoh mulu seh)..
Seringkali kajian Islam itu nggak menarik minat orang untuk datang dan dengerin (*bab thaharoh mulu seh)..
Itu sebabnya, saatnya kita ngasih kemasan yang menarik utuk memikat
kaum muslimin dengan Islam. Sampaikan bahwa Islam itu nggak kumuh, nggak
kuno. Sebab, Islam itu emang modern, mencerahkan pemikiran, sekaligus
menjadi pandangan hidup yang benar yang bakalan menyelesaikan berbagai
problem kehidupan saat ini. Islam ini sempurna dan paripurna sobat.
Firman Allah Swt.: “Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu
agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Kuridhai
Islam itu jadi agama bagimu.” (QS al-Maaidah [5]: 3)
Andai saja kamu tahu, bahwa perjuangan Islam ini membutuhkan tenaga,
pikiran, waktu, harta, bahkan nyawa kita, niscaya kita akan
menyerahkannya dengan sukarela. Kita bakalan tampil sebagai pejuang dan
pembela Islam. Nggak kenal rasa takut. Pantang menyerah.
Sobat, kita adalah kaum muslimin, umat yang mulia di hadapan Allah.
Firman Allah Swt.: “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk
manusia, menyuruh kepada yang ma`ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan
beriman kepada Allah.” (QS ali ‘Imran [3]: 110)
Jadi, nggak pantes banget kalo kita cuma menjadi penonton di saat
Islam dan umatnya terpuruk. Itu sebabnya, mari kita berjuang untuk
menegakkan kembali Islam sebagai ideologi negara, di bawah naungan
Daulah Khilafah Islamiyah. Nah, karena sekarang kamu udah tahu, jadi
kobarkan semangat untuk membela dan memperjuangkan Islam. Allahu Akbar
!!!
Langganan:
Postingan (Atom)